Piala Dunia 2018, Menlu Rusia Ancam Cabut Lisensi Media Inggris

Reporter

Terjemahan

Editor

Febriyan

Kamis, 15 Maret 2018 19:13 WIB

Penyerang Inggris Harry Kane, melakukan tendangan yang berusaha dihadang pemain Lithuanis Edvinas Girdvainis pada pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 2018 di stadion LFF, Vilnius, Lithuania, 8 Oktober 2017. AP

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, mengancam akan mencabut lisensi media-media Inggris yang meliput ajang Piala Dunia 2018. Ancaman itu keluar setelah hubungan kedua negara memanas akibat tewasnya agen mata-mata ganda Sergei Skripai dan anaknya di Salisbury, Inggris, beberapa waktu lalu.

Inggris mencurigai Rusia berada di balik tewasnya Skripai, 66 tahun, yang merupakan agen Rusia sebelum akhirnya membelot ke Inggris.Akibat masalah ini Regulator Penyiaran Independen Inggris, Ofcom, memberikan peringatan bahwa mereka akan membekukan hak siar media Rusia Today di negeri Ratu Elizabeth tersebut. Peringatan Ofcom itu dibalas dengan ancaman untuk mencabut lisensi media-media Inggris yang akan meliput ajang Piala Dunia 2018.

Baca: Piala Dunia 2018: Wakil Pemerintahan Inggris Tolak Pergi ke Rusia

"Saya bisa katakan kepada anda sekarang bahwa tak satu pun media Inggris akan bekerja di negara kami jika mereka menutup RT (Rusia Today)," ujar Zakharova dalam wawancara dengan stasiun televisi Rossiya 1.

Sebelumnya Perdana Menteri Inggris, Theresa May, mengatakan tidak ada keluarga kerajaan ataupun petinggi negara mereka yang akan berangkat ke Rusia untuk menghadiri Piala Dunia 2018.

"Tak akan ada kehadiran dari Kementerian ataupun anggota keluarga kerajaan di ajang Piala Dunia 2018 di Rusia. Pemerintah Rusia bersalah atas percobaan pembunuhan itu," kata May dalam konferensi pers, seperti dikutip dari Sky Sports.

Advertising
Advertising

Hal ini membuat Pangeran William yang menjabat sebagai Ketua Federasi Sepakbola Inggris (FA) juga dipastikan tak akan berangkat ke Rusia. Tak hanya pada Ketua FA, May juga mengatakan hal ini akan menghambat pada pejabat FA lain yang harus berangkat ke Rusia.

"Saya yakin mereka akan mempertimbangkan posisi mereka. Kehadiran di sebuah perhelatan adalah masalah bagi pihak penyelenggara, itu urusan mereka," kata May.

Baca juga: Desakan Menguat, Apakah Inggris Jadi Boikot Piala Dunia 2018?

Pihak FA sendiri mengatakan akan tetap berkomunikasi dengan pihak pemerintah Britania dan otoritas terkait. Mereka pun belum memutuskan langkah lanjutan atas pernyataan Theresa May.

"Prioritas kami untuk seluruh pertandingan Inggris adalah memastikan keamanan bagi fan, pemain, dan para staf," tulis pernyataan resmi FA.

Atas pernyataan Theresa May itu, muncul desakan yang cukup kencang agar Timnas Inggris juga ikut memboikot Piala Dunia 2018.

ESPNFC|SKY SPORT

Berita terkait

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

50 menit lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

2 hari lalu

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat melakukan kunjungan kerja di London, bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris The Rt. Hon. Greg Hands MP

Baca Selengkapnya

Menko Airlangga Bahas Produk Susu dengan Menteri Perdagangan Inggris: RI akan Lakukan Deregulasi

2 hari lalu

Menko Airlangga Bahas Produk Susu dengan Menteri Perdagangan Inggris: RI akan Lakukan Deregulasi

Menko Airlangga menegaskan Indonesia tengah melakukan deregulasi yang menekankan mekanisme lebih mudah untuk pendaftaran produk susu dan turunannya.

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

2 hari lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

3 hari lalu

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

Lembaga antikorupsi Inggris, Serious Fraud Office (SFO), mendapat kompensasi 992 juta Euro terkait kasus suap pembelian pesawat Garuda pada 2017

Baca Selengkapnya

Menko Airlangga Bicara Ekonomi RI hingga Hasil Pemilu di Hadapan Pebisnis Inggris

3 hari lalu

Menko Airlangga Bicara Ekonomi RI hingga Hasil Pemilu di Hadapan Pebisnis Inggris

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara perkembangan ekonomi terkini, perkembangan politik domestik dan keberlanjutan kebijakan pasca Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Sepak Terjang Band Metal Kontroversial dari Inggris Cradle of Filth

4 hari lalu

Sepak Terjang Band Metal Kontroversial dari Inggris Cradle of Filth

Cradle of Filth tak hanya sebuah band metal, mereka simbol keberanian untuk mengekspresikan ketidaknyamanan, kegelapan, dan imajinasi lintas batas.

Baca Selengkapnya

Inggris akan Bangun Tugu Peringatan bagi Tentara Muslim Pahlawan Perang Dunia

5 hari lalu

Inggris akan Bangun Tugu Peringatan bagi Tentara Muslim Pahlawan Perang Dunia

Inggris membangun tugu peringatan perang untuk jutaan tentara Muslim yang bertugas bersama pasukan Inggris dan Persemakmuran selama dua perang dunia

Baca Selengkapnya

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

5 hari lalu

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

Dampak dari diloloskannya RUU Safety of Rwanda telah membuat Irlandia kebanjiran imigran yang ingin meminta suaka.

Baca Selengkapnya

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

6 hari lalu

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

Percepatan bantuan militer senilai US$6 miliar ke Ukraina mencerminkan kepanikan yang dirasakan oleh pemerintahan Joe Biden dan Kongres AS

Baca Selengkapnya