TEMPO.CO, Jakarta - Timnas Jerman terkenal dengan daya tahannya. Begitu juga pelatihnya, termasuk Joachim Loew sekarang. Pria berusia 58 tahun itu akan membawa Jerman tampil pada Piala Dunia untuk ketiga kali di bawah penanganannya di Rusia 2018.
Kontrak Loew di tim nasional negaranya itu sampai pergelaran Euro 2020. Tapi, sebelum membawa Jerman untuk berjuang mempertahankan gelarnya di Piala Dunia 2018, ia sudah mendapat banyak tawaran untuk melatih klub. Tawaran itu datang antara lain dari Bayern Munich dan Real Madrid.
“Saya masih terikat kontrak dengan Federasi Sepak Bola Jerman sampai 2020. Saya saat ini berfokus ke Piala Dunia,” kata Loew.
Loew pertama kali menangani Jerman bermain di Piala Dunia sebagai asisten pelatih dari Jurgen Klinsmann ketika kejuaraan tersebut berlangsung di negaranya pada 2006. Saat itu mereka merebut peringkat ketiga.
Setelah Klinsmann mundur sebelum berlangsungnya Euro 2008, Loew mendapat promosi untuk menjadi pelatih kepala Jerman dan kembali membawa negaranya menempati peringkat ketiga pada pergelaran di Afrika Selatan 2010.
Empat tahun lalu, barulah Loew mencapai puncak kariernya dengan membawa Tim Panser ini menjadi juara Piala Dunia di Brasil.
Loew, sebagai pelatih kepala atau manajer tim, sudah berada di tim nasional Jerman selama 12 tahun dan 14 tahun secara keseluruhan.
Salah satu hal yang istimewa dari kemampuan manajerial Loew ini sebagai pelatih adalah melakukan kaderisasi pemain yang teratur. Dengan demikian, tim nasional Jerman tak pernah kehilangan kekuatannya dari satu pergelaran ke pergelaran lainnya.
Loew yang selalu tampil rapi di manapun itu pandai mengatur ritme berbekal stok pemain tim nasional andal yang selalu terjaga kontinuitasnya. Puncak ritme itu adalah Piala Dunia.
Lihat bagaimana Loew membawa Jerman menjadi finalis atau runner-up Euro 2008, peringkat ketiga Piala Dunia 2010, semifinalis Euro 2012, juara Piala Dunia 2014, semifinalis Euro 2016, dan juara Piala Konfederasi 2017 di Rusia.
Gelar di pergelaran terakhir yang merupakan pemanasan menuju Rusia 2018 mengisyaratkan pasukan Loew berpeluang mempertahankan gelar juara Piala Dunia. Pasalnya, di Piala Konfederasi yang merupakan turnamen antarbenua itu, Loew menurunkan banyak pemain lapis kedua.
Kualitas kepelatihan yang kuat dari Loew sangat menonjol. Pasalnya, ketika menjadi pemain maupun pelatih, ia berasal dari luar klub-klub raksasa di Jerman, seperti Bayern Munich dan Borussia Dortmund.
Ketika menjadi pemain, antara lain di Vfb Stuttgart, prestasi Loew tidak begitu menonjol. Tapi, ia menunjukkan tangannya dinginya sebagai pelatih saat membawa Stuttgart menjadi runner-up Piala Winners Eropa 1998 dan Piala Jerman 1997. Di klub Tirol Insbruck, ia membawa klub itu menjuarai Liga Austria 2002.
Di tangan Joachim Loew yang senantiasa tampil necis dan modis inilah, peluang Jerman untuk mempertahankan gelarnya pada Piala Dunia 2018 di Rusia dipertaruhkan.
SKY SPORTS | SOCCERNET | HARI PRASETYO