TEMPO.CO, Jakarta - Plakat-plakat besar berwarna biru berisi petunjuk dalam bahasa Inggris bertebaran di Kota Moskow, yang jadi salah satu kota penyelanggara Piala Dunia 2018. Nama stadion, jalan, serta tanda arahnya tertera jelas. Jika masih tak jelas juga, para relawan selalu siap memberi penjelasan.
Berbagai orang dari penjuru dunia datang ke Rusia untuk menikmati Piala Dunia tahun ini. Mereka berbicara dalam berbagai bahasa.
Banyak tamu Piala Dunia yang tak bisa berbahasa Rusia. Sebagian besar suporter Piala Dunia mengandalkan bahasa Inggris untuk berkomunikasi. Namun warga lokal kerap gelagapan ketika diajak komunikasi dalam bahasa Inggris.
Alhasil, percakapan berjalan tak seimbang. “Agak susah juga enggak bisa bahasa Rusia, yang ditanyai pun bingung. Jadi, akhirnya pakai bantuan bahasa tubuh juga,” kata Dicky Christanto, seorang jurnalis media nasional dari Jakarta.
Di Rusia, hampir seluruh isi papan petunjuk jalan, pengumuman, nama tempat, dan stasiun ditulis dengan aksara cyrillic. Kalaupun ada salinannya dengan aksara Latin, ditulis sesuai dengan bunyi kata dalam bahasa Rusia ketika dilafalkan.
Untuk membantu para tamu yang tak bisa berbahasa Rusia, penyelenggara Piala Dunia sebenarnya sudah menyediakan banyak penunjuk jalan dan informasi dalam bahasa Inggris. Para pengunjung juga bisa mengambil peta-peta berbahasa Inggris yang ditaruh di pintu-pintu setiap stasiun. Stiker-stiker petunjuk dengan warna biru dan merah dalam bahasa Inggris juga bertebaran.
Di beberapa titik keramaian suporter, berdiri gerai informasi yang menyediakan layanan dalam bahasa asing. Para relawan Rusia yang bertugas di gerai itu bisa berkomunikasi dengan sejumlah bahasa asing antara lain Inggris, Prancis, dan Spanyol.
Masih ada petunjuk tentang lokasi di kota-kota penyelenggara pertandingan Piala Dunia dalam Google Map. Masalahnya adalah jika gawai tak memiliki jaringan Internet dan tak ada peta versi offline, penunjuk jalan digital ini bisa macet.
Petunjuk jalan lain yang bisa digunakan adalah peta buatan perusahaan Rusia 2GIS. Peta ini memuat seluruh jalan, nama tempat, sampai hal detail seperti nama toko dan trayek angkutan umum kota-kota di Rusia. Meski menggunakan bahasa Rusia, para penggunanya bisa memasukkan nama atau target tujuan dengan menggunakan aksara Latin.
Penggunanya bisa mengunduh aplikasi 2GIS serta peta-peta offline dari kota-kota yang dituju. “Di Rusia pakai 2GIS lebih akurat,” kata Erlan, mahasiswa Indonesia yang tengah menempuh studi di Universitas Federal Ural, Yekaterinburg.
GABRIEL WAHYU TITIYOGA (MOSKOW)