TEMPO.CO, Jakarta - Pada Juli ini, saat Piala Dunia 2018 berlangsung, cuaca di Rusia mulai menghangat dengan temperatur berkisar 20–26 derajat Celsius. Durasi matahari bersinar menjadi lebih panjang.
Perhelatan Piala Dunia membuat musim panas di Rusia lebih semarak. Banyak orang menikmatinya dengan berjalan-jalan, bahkan ketika waktu sudah menunjukkan lebih dari pukul sembilan malam. Di hari-hari pertandingan, jalan-jalan dan kawasan pusat keramaian di Moskow atau Yekaterinburg masih hiruk-pikuk sampai lewat tengah malam.
Bagi sejumlah warga Rusia, apalagi mereka yang berasal dari Siberia atau kawasan utara yang cuaca dinginnya ekstrem, musim panas bisa “menyengat” mereka.
Nah, pergi ke pantai menjadi pilihan menarik bagi warga Rusia. Tawaran paket-paket wisata ke negeri tropis menjamur di mana-mana. Wisata ke Bali atau Phuket dan Pattaya di Thailand menjadi beberapa destinasi favorit turis Rusia.
Jika tak punya cukup dana atau waktu untuk pergi berwisata ke luar negeri, warga Rusia juga bisa menikmati pantai-pantai lokal mereka: di tepi laut, sungai, atau danau.
Penduduk pesisir seperti Saint Petersburg mudah saja pergi ke tepi laut. Adapun warga di kawasan yang tak terhubung ke laut, seperti di Moskow atau Yekaterinburg, biasanya piknik ke danau-danau di sekitar kota.
Warga Kazan lebih beruntung karena bisa menikmati pantai yang lebih luas, meski kota itu tak terhubung langsung dengan laut. Kota ini tumbuh di sekitar Sungai Volga—sungai terpanjang dan terbesar di Eropa—serta Kazanka. Banyak lokasi pesisir sungai landai dan berpasir yang kerap dikunjungi warga kota untuk bersantai, menikmati barbekyu dan menyesap bir.
Sungai dan danau di Rusia pada umumnya relatif bersih. Pencemaran biasanya ada di kawasan yang dekat dengan kota atau ramai dilintasi kapal. Karena alasan keamanan dan kesehatan, banyak patok peringatan berisi larangan berenang di danau dan sungai yang dipasang.
Toh, banyak orang yang cuek saja berendam atau berenang bolak-balik. Bagi mereka, tampaknya sayang betul jika tidak bisa menikmati kesejukan air sekaligus kehangatan matahari di musim panas. Bisa jadi ini seperti penebusan setelah melewati musim dingin yang “menggigit” dan berlangsung lama itu.
GABRIEL WAHYU TITIYOGA