Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Laporan dari Rusia: Salah Kostum di Kota Muram Saint Petersburg

image-gnews
Laporan Tempo dari Rusia.
Laporan Tempo dari Rusia.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Ketika datang pertama kali di Bandara Saint Petersburg, salah satu kota penyelenggara Piala Dunia 2018, saya agak heran melihat orang masih memakai busana lengkap layaknya di musim gugur: jaket agak tebal, syal. Sementara itu, saya datang menggunakan kaus dan celana pendek.

Sedikit saltum—salah kostum—rupanya. Saat itu saya memang baru menyeberang dari Kazan, kota yang terletak sekitar 1.500 kilometer di sebelah timur Saint Petersburg. Di sana matahari bersinar sejak pagi sampai pukul 11 malam. Temperatur di jalan bisa mencapai 30 derajat Celsius.

Sebelum datang ke Saint Petersburg, saya pun sudah lihat laporan cuaca. Lumayan hangat, katanya, dengan suhu 22–26 derajat Celsius. Jadilah saya pede berbusana “santai”.

Sepekan di Saint Petersburg, saya kembali mengandalkan jaket dan sweater. Anginnya terasa lebih kencang, bahkan ketimbang di Moskow atau Yekaterinburg—kota yang musim panasnya juga singkat. Bisa jadi ini karena letak kota itu yang berada di tepi Teluk Finlandia yang mengarah ke Laut Baltik.

Musim panas di Saint Petersburg memang kelabu. Begitu kata seorang teman Rusia yang mengantar saya berkeliling di pusat kota. Meski sudah musim panas, langit lebih banyak tertutup mendung. Suhu udara paling mentok di angka 18 atau 19 derajat Celsius.

Dia mengatakan kondisi cuaca suram ini bisa jadi ikut mempengaruhi warga kota yang lebih banyak terlihat muram. “Mungkin ada benarnya Saint Petersburg dijuluki kota kesedihan,” kata dia, lalu tertawa.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menyedihkan memang. Dalam setahun, kata dia, diperkirakan hanya selama 50–60 hari Saint Petersburg kebagian sinar dan kehangatan matahari. “Padahal, kami butuh matahari setelah menjalani musim dingin yang keras dan panjang,” ujar dia.

Meski begitu, cuaca mendung yang kadang disertai hujan dan angin kencang itu tak menghalangi warga kota untuk berjalan-jalan. Daerah wisata seperti Alun-alun Aleksander dan jalan utama Prospekt Nevsky selalu dipenuhi orang. Antrean masuk di Hermitage, museum dengan jumlah koleksi mencapai tiga juta barang seni, mengular panjang.

Lapak-lapak pedagang cemilan hangat seperti jagung kukus, kacang, dan hot dog banyak dihampiri pembeli. Tak sedikit warga kota yang asyik menikmati kopi sambil mengobrol di teras kafe. Orang-orang Rusia ini tahu benar caranya mencari kenikmatan di tengah cuaca yang tak ramah.

GABRIEL WAHYU TITIYOGA

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Top 3 Dunia: Kecanggihan Rudal dan Drone Iran hingga Warga Israel Ogah Balas Iran

2 hari lalu

Juru bicara militer Israel Laksamana Muda Daniel Hagari berbicara kepada media saat militer Israel menunjukkan apa yang mereka katakan sebagai rudal balistik Iran yang mereka ambil dari Laut Mati setelah Iran meluncurkan drone dan rudal ke arah Israel, di pangkalan militer Julis, di Israel selatan 16 April. 2024. REUTERS/Amir Cohen
Top 3 Dunia: Kecanggihan Rudal dan Drone Iran hingga Warga Israel Ogah Balas Iran

Berita Top 3 Dunia pada Rabu 17 April 2024 diawali oleh kabar kecanggihan drone dan rudal Iran yang mampu lewati dua negara sebelum tiba di Israel


Menteri Luar Negeri Rusia dan Iran Disebut Saling Kontak Sehari sebelum Serangan Ke Israel

2 hari lalu

Sistem anti-rudal beroperasi setelah Iran meluncurkan drone dan rudal ke arah Israel, seperti yang terlihat dari Ashkelon, Israel 14 April 2024. REUTERS/Amir Cohen
Menteri Luar Negeri Rusia dan Iran Disebut Saling Kontak Sehari sebelum Serangan Ke Israel

Sergey Lavrov terhubung dalam percakapan telepon dengan Iran Hossein Amirabdollahian sebelum serangan membahas situasi di Timur Tengah


Respons Joe Biden, Rusia, dan Cina Pasca Serangan Iran ke Israel

4 hari lalu

Sistem anti-rudal beroperasi setelah Iran meluncurkan drone dan rudal ke arah Israel, seperti yang terlihat dari Ashkelon, Israel 14 April 2024. REUTERS/Amir Cohen
Respons Joe Biden, Rusia, dan Cina Pasca Serangan Iran ke Israel

Serangan Iran yang diluncurkan ke Israel menuai respons dari berbagai pihak termasuk Presiden AS Joe Biden, Rusia, dan Cina.


Moskow Menyindir Israel yang Tak Pernah Mengutuk Serangan Ukraina ke Rusia

4 hari lalu

Maria Zakharova, Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia. Sumber: en.wikipedia.org
Moskow Menyindir Israel yang Tak Pernah Mengutuk Serangan Ukraina ke Rusia

Kementerian Luar Negeri Rusia merasa punya kewajiban mengutuk serangan rudal dan drone oleh Iran ke Israel pada Sabtu, 13 April 2024.


Iran Lancarkan Serangan Balasan ke Israel, Apa Respons Amerika Serikat, China, dan Rusia?

4 hari lalu

Iran Lancarkan Serangan Balasan ke Israel, Apa Respons Amerika Serikat, China, dan Rusia?

Iran telah melancarkan serangan udara terhadap Israel yang menuai berbagai respon dari negara-negara di dunia, termasuk China, Rusia, dan AS.


Kecam Serangan Iran, Zelensky Sebut Ukraina Juga Butuh Bantuan seperti Israel

5 hari lalu

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy bertemu dengan Ketua Eksekutif dan Chief Executive Officer Fox Corporation Lachlan Murdoch, di tengah serangan Rusia terhadap Ukraina, di Kyiv, Ukraina, dalam gambar selebaran yang dirilis 20 November 2023. Layanan Pers/Handout Kepresidenan Ukraina via REUTERS
Kecam Serangan Iran, Zelensky Sebut Ukraina Juga Butuh Bantuan seperti Israel

Zelensky mengecam serangan pesawat tak berawak dan rudal Iran terhadap Israel.


Pengadilan Rusia Tolak Banding Google Atas Denda US$50 Juta Soal Konten Ukraina

9 hari lalu

Logo Google. REUTERS
Pengadilan Rusia Tolak Banding Google Atas Denda US$50 Juta Soal Konten Ukraina

Pengadilan Rusia menolak banding Google Alphabet terhadap denda 4,6 miliar rubel atau sekitar US$49,4 juta terkait konten perang di Ukraina


Rusia Tuduh Ukraina Serang Pembangkit Nuklir Zaporizhzhia Pakai Drone Kamikaze

10 hari lalu

PLTN Zaporizhzhia selama konflik Ukraina-Rusia di luar kota Enerhodar yang dikuasai Rusia di wilayah Zaporizhzhia, Ukraina 4 Agustus 2022. REUTERS/Alexander Ermochenko
Rusia Tuduh Ukraina Serang Pembangkit Nuklir Zaporizhzhia Pakai Drone Kamikaze

Rusia menuduh Ukraina menyerang pembangkit listrik bertenaga nuklir Zaporizhzhia.


AS akan Kerahkan Peluncur Rudal Tomahawk di Indo-Pasifik, Hadapi Ancaman Cina?

11 hari lalu

Rudal Tomahawk mulai diproduksi pada 1970 dan telah mengalami peningkatan, hingga Tomahawk Blok IV, yang dapat menghancurkan target di laut dan di darat. Tomahawk dapat diluncurkan dari kapal perang dan kapal selam. Amerika Serikat telah mengubah kapal selam kelas Ohio, USS Michigan, shingga dapat membawa 154 rudal Tomahawk. raytheon.com
AS akan Kerahkan Peluncur Rudal Tomahawk di Indo-Pasifik, Hadapi Ancaman Cina?

Amerika Serikat akan mengerahkan peluncur rudal darat yang mampu menembakkan rudal SM-6 dan Tomahawk di kawasan Indo-Pasifik


3.000 Eks Pejuang Wagner Bergabung dengan Pasukan Chechnya

12 hari lalu

Pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov. REUTERS/Christopher Pike
3.000 Eks Pejuang Wagner Bergabung dengan Pasukan Chechnya

Ramzan Kadyrov menyatakan bahwa 3.000 eks tentara Wagner akan bergabung dengan pasukan Chechnya.