Seperti dikutip surat kabar Washington Examiner, insiden ini bukan satu-satunya pemecah keharmonisan di Tim Ayam Jantan. Perancis ternyata memiliki segudang masalah terkait kebersamaan tim. Laporan mengabarkan pengatur serangan Yoann Gourcuff kerap terlihat sendirian di meja makan, sementara rekan-rekannya makan bersama. Frank Ribbery dan Nicolas Anelka disebut-sebut tidak menyukai pemain 23 tahun itu.
Masalah lain yang muncul adalah keputusan Domenech menunjuk Patrice Evra, 29 tahun, sebagai kapten. William Gallas 32 tahun, ngambek karena dia merasa lebih senior dan lebih cocok mengenakan ban kapten.
Permintaan wartawan agar pejabat tim Prancis memberikan keterangan, belum dipenuhi. Kebanyakan pemain memilih bungkam. Pemain tengah Jeremy Toulalan mengatakan setiap pemain harus melakukan introspeksi diri. "Keadaan hanya akan membaik jika semua mengetahui apa harus harus dan dilarang untuk dilakukan," ujarnya usai Prancis takluk oleh Meksiko.
Toulalan, teman baik Gourcuff, mengatakan pemain harus berlaku profesional. "Kita tidak bisa jadi teman baik semua orang," ujarnya, "tapi jangan sampai punya pikiran untuk tidak mengoper bola ke orang yang tidak kita sukai."
Gourcuff mengaku dijadikan kambing hitam atas kekalahan Prancis oleh Meksiko. Padahal, menurutnya, kegagalan Les Blues memetik kemenangan di dua laga pertama merupakan kesalahan kolektif. "Sepak bola jadi sangat sulit jika kamu tidak bermain bersama," ujarnya.
WASHINGTON EXAMINER | REZA M