Pertandingan baru berjalan tujuh menit saat penyerang Shane Smeltz menyarangkan bola ke gawang Italia. Gol berawal dari tendangan bebas. Bek Winston Reid meng-kop umpan lambung ke arah gawang, melewati kapten Italia Fabio Cannavaro. Berbau off-side, Smeltz menceploskan bola ke gawang Federico Marchetti. Top skorer All Whites berusia 28 tahun ini mencetak gol ke tujuh belas bagi negaranya.
Tertinggal, sang juara bertahan menggebrak menyerang. Menit 22 tembakan Gianluca Zambrotta melayang tipis di atas gawang Mark Paston. Begitu juga di menit 26, tendangan mendatar Ricardo Montolivo dari luar penalti melewati kiper, namun membentur tiang dan kembali ke lapangan.
Terus menerus dibombardir, pertahanan Kiwi goyah. Di menit 28 bek Tommy Smith menjatuhkan De Rossi di kotak terlarang. Tergolong pelanggaran "halus", karena Smith cuma memegang kaus De Rossi saat gelandang AS Roma itu berlari ke arah gawang dan terjatuh.
Penyerang Vicenzo Iaquinta mengeksekusi tendangan dua belas pas dengan sempurna. Tembakannya meluncur deras ke arah kiri gawang Paston, menjauhi kiper yang merebah ke kanan.
Memasuki babak kedua, pelatih Marcelo Lippi memasukkan Antonio di Natale dan Mauro Camoranesi menggantikan Alberto Gillardino dan Simone Pepe yang minim kontribusi. Di Natale langsung membuat kiper Paston jatuh bangun dengan tendangan kerasnya di menit 50.
Tidak mau membuang waktu, Lippi kembali memasukkan penyerang. Giampaolo Pazzini masuk menggantikan gelandang Claudio Marchisio di menit 60.
Gli Azzuri menguasai pertandingan sepenuhnya. Penguasaan bola mereka lebih dari 60 persen. Namun serangan mereka kurang kretif. Jelas terlihat, sang juara bertahan kehilangan sosok insprasional seperti penyerang Francesco Totti, seperti di Piala Dunia 2006.
Pemain depan tidak disokong oleh umpan-umpan matang. Akibatnya serangan pun tumpul. Dari 20 tembakan, yang kebanyakan jarak jauh, Italia hanya bisa menyarangkan gol lewat penalti.
Sebaliknya, Selandia Baru menetapkan taktik bertahan. Dengan postur tinggi kekar ala pemain rugby, Selandia Baru mengandalkan bola-bola mati dan umpan jauh. Mereka kerap membentangkan lengan saat akan menyambut bola atas dan membuat bek-bek Italia bertumbangan. Peran veteran Ryan Nelsen, 32 tahun, memimpin lini belakang dan kecekatan kiper Paston, 33, patut diacungi jempol.
Di atas kertas, tidak ada yang menjagokan Selandia Baru. Namun bukan baru sekali ini mereka merepotkan juara bertahan. Di Piala Konfederasi tahun lalu, Pasukan Kiwi berhasil unggul tiga kali sebelum akhirnya takluk dengan skor 4-3 di tangan Italia.
Hasil ini membuat Paraguay memimpin Grup F dengan nilai 4, setelah menaklukan Slowakia di pertandingan sebelumnya. Italia dan Selandia Baru berbagi nilai sama, 2. Pertandingan ketiga akan menentukan siapa yang lolos ke babak knock out.
FIFA | REZA M