TEMPO Interaktif, Balikpapan - Bukan main kecewanya Amir saat frekwensi layar televisi miliknya mendadak hilang saat pagelaran siaran pertandingan perdana Piala Dunia Afrika Selatan versus Mexico. Dua stasiun televisi pemegang hak siar program piala dunia Afrika Selatan mengacak frekwensi siar seluruh perusahaan televise kabel Balikpapan.
“Semuanya diacak, termasuk televise kabel, televise berbayar hingga parabola,” kata Amir.
Amir hanya satu contoh dari ribuan masyarakat Balikpapan yang kesal dengan ketatnya aturan main pemegang hak siar Piala Dunia Afrika Selatan. Sebagai barometer kota sepak bola di Kalimantan, warga Balikpapan sudah terkenal gibol alias gila bola dengan adanya suporter Persiba.
Sejak dulu, warga Balikpapan biasa terlayani perusahaan televisi kabel yang turut menyiarkan berbagai program acara stasiun televisi local dan internasional. Maklum, seluruh chanel siaran televisi nasional memble saat diterima menggunakan sarana antene UHF di Balikpapan.
Hingga akhirnya, hanya pemilik merek parabola tertentu saja yang nyaman menikmati even akbar yang rutin dilaksanakan empat tahun sekali ini. Harga parabola pemegang hak siar piala dunia tersebut juga sudah melambung jadi Rp 3 juta dari semestinya hanya Rp 2 juta.
Tidak mengherankan sarana nonton bareng di berbagai lokasi Balikpapan selalu dipadati pengunjung gila bola. Sejumlah tempat yang menyediakan sarana nonton bareng gratis diantaranya Lapangan Persiba, Kaltim Post hingga sejumlah mal, hotel dan caffe elit Balikpapan.
Dari sekian lokasi nonton bareng, Stadion Persiba yang selalu memperoleh antusias penuh masyarakat. Pantauan Tempo, setiap malam acara nonton pertandingan piala dunia selalu dipadati ribuan warga dari berbagai pelosok Balikpapan. “Masyarakat Balikpapan termasuk gila bola tapi sarana nontonnya tidak ada. Kami berupaya menyediakan dengan memasang layar besar untuk menonton gratis pertandingan,” papar Ketua Umum Persiba, Syahrir Taher.
Panitia memasang layar slide ukuran 4 x 4 meter di tengah tengah Stadion Persiba. Mesin proyektor yang kemudian mentransfer gambar pertandingan agar bisa dinikmati warga yang menyemut di Stadion Persiba.
Berbaur dengan pendukung Persiba Fun Club, Syahrir Taher tidak segan harus merogoh kocek pribadi sekedar camilan kampung sebagai teman menonton bola. Kacang dan jagung rebus setia menemani saat member dukungan pada tim kesayangannya masing masing.
“Murah meriah saja, kami cuma mengeluarkan dana Rp 5 juta untuk menghibur warga selama sebulan,” ungkapnya.
SG WIBISONO