TEMPO.CO, Sao Paulo - Kurang dari sepekan lagi Piala Dunia 2014 akan digelar di beberapa kota di Brasil. Namun, aksi mogok kerja sejumlah pekerja ternyata menyebabkan matinya transportasi kereta api di kota-kota Negeri Samba itu.
Pemogokan terjadi pada Kamis, 5 Juni 2014, saat kira-kira 3,5 juta orang pada hari kerja mengandalkan tranportasi umum di Sao Paulo. Penumpang yang marah menendang pintu di beberapa stasiun yang ditutup karena menghambat aktivitas mereka.
Stasiun terdekat dengan Stadion Itaquerao, yang akan jadi tempat perhelatan pertandingan perdana 12 Juni nanti. Stadion ini tak luput dirusak oleh penumpang. Namun, mereka lari berhamburan saat polisi tiba untuk mengamankan keadaan. (Baca: Ada 15 Ribu Relawan di Piala Dunia Brasil)
Karena frustasi, penumpang akhirnya menghentikan bis yang sedang berjalan dan memaksa supir untuk mengantar mereka ke tempat kerja.
"Stasiun bawah tanah terdekat dari rumah saya tutup. Jadi, saya harus menunggu lebih dari satu jam dan harus berdesakan di dalam bis yang penuh penumpang karena kereta tidak ada," kata Silvia Rodrigues da Silva, seorang pengelola kedai kopi di Sao Paulo, seperti dilaporkan The Guardian, Kamis, 5 Juni 2014.
Aksi mogok kerja ini dilakukan oleh sejumlah pekerja, mulai dari guru, polisi, hingga supir, sejak bulan lalu. Sebanyak empat ribu orang berbaris di depan Stadion Itaquerao dan meminta pemerintah agar menyediakan perumahan yang lebih baik untuk mereka yang berpenghasilan rendah. (Baca: Polisi Sebar Brosur Hadapi Kejahatan di Brasil)
Demonstran juga tersebar di jalan-jalan raya utama di kawasan timur Sao Paulo dengan spanduk dan memblokir lalu lintas. Mereka protes karena pemerintah harusnya bijak dan adil dalam mengeluarkan dana pembangunan untuk Piala Dunia dan kesejahteraan rakyatnya. (Baca: Warga Brasil Demo Piala Dunia 2014)
Pemogokan transportasi ini juga diperkirakan akan menganggu wisatawan yang akan berkeliling di kota-kota sekitar Brasil selama Piala Dunia berlangsung. Padahal, pemerintah meminta pihak kereta api untuk beropasi penuh untuk menyambut para pelancong.
RINDU P HESTYA | THE GUARDIAN
Berita Lain:
10 Fakta Unik tentang Yakuza
Irezumi, Tato Khas Yakuza yang Jadi Mode
Dua Nelayan Indonesia Divonis di Australia