TEMPO.CO, Belo Horizonte - Romelu Lukaku banyak tertawa dalam sesi latihan tim nasional Belgia, kemarin. Hal ini bukan gara-gara dia dinyatakan telah sembuh dari cedera pergelangan kaki yang didapat dalam laga uji coba melawan Tunisia di Brussels, Sabtu dua pekan lalu.
Namun, seperti diutarakannya di Daily Mail, tawa itu adalah pertanda antusiasme dan rasa nyaman. Lukaku tak sabar untuk menjalani laga perdana tim nasional Belgia di Grup H Piala Dunia 2014 melawan Aljazair di Stadion Miniero, dinihari nanti. "Karena, sudah 12 tahun kami (timnas Belgia) tak bermain di turnamen besar seperti Piala Dunia," kata Lukaku.
De Rode Duivels atau Setan Merah—julukan Belgia—terakhir kali tampil saat Piala Dunia dihelat di Korea Selatan dan Jepang pada 2002. Saat itu, Belgia yang antara lain diperkuat Marc Wilmots—pelatih timnas Belgia saat ini—terhenti di babak 16 besar setelah kalah 0-2 oleh Brasil.
Setelah itu, dalam dua edisi Piala Dunia selanjutnya, pada 2006 di Jerman dan 2010 di Afrika Selatan, Belgia absen. Sepak bola mereka terpuruk. Tapi, kini mereka hadir di Brasil berbekal sederet pemain hebat yang disebut sebagai generasi emas. Mereka juga datang dengan menyandang sebutan tim kuda hitam yang bisa membuat kejutan.
Lukaku menyatakan ia dan kawan-kawan tak terbebani oleh sanjung itu, malah lebih terpacu. "Makanya, kami datang ke Brasil kali ini untuk menunjukkan kepada orang-orang bahwa kami bisa memainkan sepak bola yang menarik dan apik," kata dia.
Jika tawa dimaknai sebagai wujud kenyamanan, sesuai dengan penuturan Lukaku sebelumnya, pemain 21 tahun itu sebenarnya bukan satu-satunya pemain yang antusias menyambut laga melawan Aljazair. Dalam latihan kemarin, kapten tim Vincent Kompany dan wakil kapten Thomas Vermaelen juga menunjukkan hal itu.
Pada suatu momen dalam latihan itu, kedua pemain itu bahkan terlihat bercanda, terlibat aksi tindih-menindih dengan beberapa pemain lainnya. Alih-alih marah, dari kejauhan, pelatih Wilmots justru ikut-ikutan tertawa menyaksikan tingkah laku para pemainnya.
Meski mayoritas anggota tim adalah pemain muda yang baru pertama kali mencicipi Piala Dunia—Belgia adalah tim dengan rata-rata usia termuda kedua di Piala Dunia kali ini setelah Ghana. Namun, kondisi itu tak lantas membuat suasana di tim menjadi tegang dan penuh tekanan. Latihan dan komunikasi antara pemain dan tim pelatih berlangsung cair.
Dalam keterangan lebih lanjut, Lukaku punya penjelasan soal kondisi ini. Menurut dia, pelatih Wilmots memang meminta para pemainnya agar tak terbebani oleh harapan tinggi penggemar. "Jika Anda terbebani, maka Anda tak akan bisa bermain baik," kata Lukaku.
Wilmots memang berusaha terlihat tak tertekan menjelang laga melawan Aljazair. Dalam pernyataannya di FoxNews, misalnya, ia justru membuat komentar santai yang bisa bikin kuping tim Aljazair memerah. "Saya tak peduli formula yang disiapkan Aljazair. Selama ini mereka akrab dengan 4-3-3 atau 4-4-2. Tapi bagi saya, kami sudah menyiapkan 3.000 opsi untuk menghadang semua formula mereka," kata Wilmots.
Aljazair sendiri cenderung merendah meski diisi pemain-pemain yang lebih matang secara usia. "Bagi saya mereka tetap unggulan," kata pelatih Vahid Halilhodzic.
Pernyataan Valid itu didukung oleh gelandang Sofiane Feghouli. "Kami harus bermain sepenuh hati ketika melawan mereka (Belgia)," ujar pemain Valencia itu.
Aljazair, yang menghuni peringkat ke-22 dunia, akan menjalani Piala Dunia yang keempat kalinya. Mereka berharap bisa melaju ke babak 16 besar untuk pertama kalinya.
FOX NEWS | DAILY MAIL | AP| ARIE FIRDAUS
Pertemuan sebelumnya:
Dua kali bertemu, Belgia sekali menang, satu kali seri.
- 15 Mei 2002, persahabatan: Belgia-Aljazair (0-0)
- 12 Februari 2003, persahabatan: Aljazair-Belgia (1-3)
Perkiraan susunan pemain
Belgia (4-2-3-1)Courtois
Vertonghen, Van Buyten, Kompany, Alderweireld
Defour, Dembele
Hazard, Fellaini, Mirallas
Lukaku
Aljazair (4-3-3)
M'Bolhi
Ghoulam, Cadamuro, Bougherra, Mostefa
Bentaleb, Medjani, Taider
Soudani, Djabou, Feghouli