TEMPO.CO, Natal - Sembari berbicara kepada para pemain yang mengelilinginya di Itu Sport Resort, Sao Paulo, kemarin pagi, pelatih Jepang, Alberto Zaccheroni, memasang mimik serius. Tak ada senyum pada wajahnya. Seperti tersihir oleh wajah sang pelatih, semua pemain Jepang menunjukkan ekspresi sama. Pada hari itu, keseriusan seperti menjalar ke semua personel tim Samurai Biru—julukan Jepang.
"Ia (Zaccheroni) berbicara tentang kelemahan kami dalam pertandingan lalu,” kata pemain Jepang, Yuto Nagatomo, menjabarkan isi pertemuan tersebut.
Nagatomo tak merinci kelemahan-kelemahan yang disebutkan Zaccheroni tersebut. Yang pasti, pemain belakang asal klub Inter Milan itu menambahkan, Zaccheroni menuntut perbaikan ketika Nagatomo cs menghadapi Yunani dalam laga lanjutan Grup C Piala Dunia 2014, Jumat dinihari nanti. Jepang kini mengincar kemenangan. "Katanya (Zacccheroni) lagi, kami harus berfokus dan bekerja keras untuk memenangi laga tersebut," ujar Nagatomo.
Dalam laga perdana di Grup C melawan Pantai Gading, Sabtu pekan lalu, Jepang takluk 1-2 meski sempat memimpin 1-0 hingga sekitar 50 menit pertandingan berjalan. Kekalahan itu, seperti diakui penjaga gawang Eiji Kawashima, sempat merontokkan mental tim Jepang. "Makanya, sangat penting bagi kami untuk merasa segar menyambut laga melawan Yunani nanti," ujar Kawashima. "Cara berpikir kami harus diubah sehingga kami bisa memberikan 100 persen kemampuan dan meraih kemenangan."
Jepang memang wajib meraih kemenangan atas Yunani di Arena Das Dunas dinihari nanti. Kekalahan bakal mengubur impian mereka lolos ke babak 16 besar. Dalam empat kali keikutsertaan di Piala Dunia, pencapaian terbaik Jepang adalah masuk ke babak 16 besar, yang didapat dalam dua edisi Piala Dunia—Piala Dunia 2002 di kandang sendiri dan Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan.
Dalam kesempatan berbeda, kubu Yunani pun tak kalah gertak menjelang laga nanti. Seperti dikatakan penyerangnya, Giorgios Samaras, Yunani tak akan puas jika pulang dengan hanya membawa satu poin. Maka, Samaras menambahkan, mereka akan menyerang habis-habisan untuk mencetak gol. "Saya tahu orang-orang berpikir kami akan bermain bertahan. Tapi kami tak akan mengubah cara bermain ketika melawan Kolombia yang lalu (keluar dan menyerang)," kata Samaras.
Selama ini, Yunani memang terkenal akrab dengan pola bertahan. Cara itu memang terbukti berhasil ketika mereka meraih trofi Piala Eropa 2004. Dalam laga final di Lisbon, Portugal, saat itu mereka mengalahkan tuan rumah yang bermain menyerang.
"Sekali lagi saya katakan, kami akan menyerang untuk membuat peluang gol. Kemarin memang tak berhasil. Tapi mudah-mudahan saja cara bermain seperti itu (menyerang) membawa hasil yang lebih baik dalam pertandingan nanti. Kami betul-betul butuh kemenangan dari Jepang," ujar Samaras lagi.
Rekor pertemuan sejauh ini memihak Jepang. Nippon—julukan Jepang—memenangi satu-satunya pertemuan kedua negara di Piala Konfederasi 2005 dengan skor 1-0. Gol kemenangan Jepang—yang masih diperkuat Hidetoshi Nakata—ketika itu dicetak oleh Masashi Oguro.
Perihal keunggulan rekor pertemuan, pemain tengah Keisuke Honda tak terlalu peduli. Yang penting, ujar Honda, Jepang memenangi pertandingan. Caranya? "Kami harus menguasai bola."
Perkiraan susunan pemain
Jepang (4-2-3-1)
Kawashima;
Uchida, Yoshida, Morishige, Nagatomo;
Yamaguchi, Hasebe;
Okazaki, Honda, Kagawa;
Osaka
Yunani (4-4-2)
Karnezis;
Torosidis, Manolas, Papastathoupoulus, Holebas;
Salpingidis, Maniatis, Katsouradis, Kone;
Samaras, Gekas
FIFA | JFA | PROTOTHEMA| ARIE FIRDAUS