TEMPO.CO, Cuiaba - Grogi. Itulah yang dirasakan para pemain Rusia saat menjalani pertandingan pertama mereka dalam Piala Dunia 2014. Akibatnya, pasukan Sbornaya—yang berarti tim nasional—hanya bermain imbang, 1-1, melawan Korea Selatan, dinihari kemarin.
"Kami sangat gugup pada awalnya, dan kami tidak mampu memainkan sepak bola yang biasanya kami mainkan," kata Fabio Capello, pelatih Rusia, seusai pertandingan yang berlangsung di Stadion Arena Pantanal, Cuiaba, itu. "Meski begitu, kami masih bisa menciptakan peluang berbahaya."
Rusia, peringkat ke-19 dunia, tertinggal setelah bola tembakan Lee Keun-Ho luput dari tangkapan kiper mereka pada menit ke-68. "Kiper bisa membuat kesalahan seperti pemain lain. Dan hari ini, hal itu menimpa kiper sekelas Igor Akinfeev," kata Capello, pelatih legendaris AC Milan. Akinfeev, 28 tahun, merupakan pilihan utama di Sbornaya sejak 2004 dan telah 69 kali membela negaranya.
"Untungnya kami mampu menebusnya," ujar Capello, 68 tahun. Aleksandr Kerzhakov menyelamatkan muka Rusia lewat golnya pada menit ke-74. Penyerang Zenit Saint Petersburg itu mencetak gol ke-27 untuk negaranya.
Kapten tim Rusia, Vasili Berezutskiy, mengakui rasa gugup membuat permainan mereka mandek. "Seperti yang bisa Anda bayangkan, kebanyakan dari kami baru pertama kali tampil dalam Piala Dunia," ujarnya. "Apalagi Rusia sudah lama tidak tampil dalam Piala Dunia."
Negara pecahan Uni Soviet itu terakhir berpartisipasi pada turnamen empat tahunan tersebut 12 tahun yang lalu di Korea Selatan dan Jepang. Mereka gagal mendapat tempat pada Piala Dunia 2006 dan 2010, tapi sukses menjuarai Grup F pada kualifikasi Piala Dunia 2014, menyingkirkan Portugal. Kerzhakov, 31 tahun, merupakan satu-satunya anggota Sbornaya yang tersisa dari skuad 2002. "Dan dia berhasil membuat perbedaan," kata Berezutskiy, 31 tahun.
Pelatih Korea Selatan, Hong Myung-bo, puas atas penampilan anak asuhnya. "Mereka menunjukkan kualitas, baik dalam taktik maupun fisik," ujarnya.
Sedangkan Keun-ho, 29 tahun, sukses menembus kegagalannya memperkuat Kesatria Taeguk dalam Piala Dunia 2010. "Saya ingin menunjukkan bahwa ada pemain bagus di Asia, bukan hanya Eropa," kata penyerang klub Korea, Sangju Sangmu, tersebut.
FIFA | REUTERS | GADI MAKITAN