TEMPO.CO, Jakarta - "Dia seperti Chuck Norris," begitu Reuters pernah menyebut Andrea Pirlo. Jika Anda penggemar film aksi, tentu tahu siapa Chuck Norris.
Dia adalah aktor laga yang beken di era 70-80-an. Film-filmnya antara lain Breaker! Breaker!, The Octagon, dan Missing in Action--sekuel pertama film Rambo.
Dalam semua filmnya, aktor kelahiran Amerika Serikat ini selalu tampil dengan cambang memanjang hingga ke dagu. Model cambang ini kemudian menjadi ciri khasnya.
Selain itu, Chuck Norris juga dikenal sebagai aktor laga berbodi kerempeng. Setidaknya, badannya tidak sebesar bodi Arnold Schwarzenegger atau Sylvester Stallone.
Gambaran Chuck Norris ini mirip dengan Andrea Pirlo, playmaker tim nasional Italia. Pirlo, seperti Chuck Norris, memelihara cambang dan badannya tak berotot. Pria gondrong itu bahkan terlihat bungkuk.
"Anda tidak akan melihat otot-ototnya, tapi dia bisa memberikan umpan sambil tersenyum," begitu tulis Reuters. "Dia juga tidak gesit, tapi bisa sangat mematikan."
Di lapangan, Pirlo memang bukan tipe pemain yang doyan wara-wiri dan berlari ke sana-ke mari. Ia kalem. Tapi perannya melampaui semua pemain.
"Pirlo," kata Cesare Prandelli dalam buku Pirlo's Biography, "Adalah esensi permainan Italia. Dia menyatukan semua pemain dan menghidupkan permainan kami."
Pujian Prandelli tak berlebihan. Sebab Pirlo memang otak tim nasional Italia. Peranannya mirip dengan tugas Xavi Hernandes di tim nasional Spanyol: mengatur ritme dan pola serangan.
Bedanya, jika Xavi sudah pasti gagal membawa Spanyol ke putaran final Piala Dunia kali ini, Pirlo masih punya peluang. Malam nanti, Pirlo akan memimpin timnya melawan Kosta Rika di Arena Pernambuco, Recife.
Bek Italia, Giorgio Chiellini, mengatakan Italia membutuhkan kemenangan dalam laga ini untuk mengamankan satu tiket ke putaran 16 besar. "Kami membutuhkannya (Pirlo) karena, tanpa dia, kami seperti mesin tanpa oli," kata Chiellini.
Pirlo sendiri mengggap pujian itu terlalu berlebihan. "Italia," kata dia, "Tak pernah bergantung pada Pirlo. Karena semua pemain memiliki kontribusi di tim ini."
Pirlo memang kelewat kalem. Dia bukan jenis pemain yang hatinya langsung membubung tinggi ketika dipuji. Tak salah jika Marcello Lippi, pelatih yang membawa Italia meraih trofi Piala Dunia 2006, pernah bilang, "Pirlo adalah silent leader. Dia berbicara dengan kakinya."
Malam nanti, kaki Pirlo akan kembali berbicara. Mari menyimaknya.
REUTERS | SKY SPORTS | FOOTBALL ITALIA|DRIYANTO
Berita lain
Pendukung Brasil Paling Modis
Wasit Nishimura Turun Pangkat
Ada Rayap di Kamar Hotel Pemain Uruguay