TEMPO.CO, Porto Alegre - Tidak meraih kemenangan bukan berarti tak ada ruang untuk berbahagia. Itulah yang ditunjukkan tim Korea Selatan dan Aljazair seusai laga pertama masing-masing, beberapa hari lalu. Pelatih Korea Selatan, Hong Myung-bo, misalnya, tetap berbangga diri dengan hasil imbang 1-1 melawan Rusia. "Karena pertandingan pertama selalu menyulitkan," kata Myung-bo.
Padahal, ketika itu, Korea Selatan, yang sudah unggul lebih dulu lewat gol Lee Keun-ho pada menit ke-68, dipaksa pulang dengan membawa satu poin oleh Rusia setelah Alexander Kerzhakov menyamakan kedudukan enam menit kemudian.
Respons yang ditunjukkan pelatih Aljazair asal Bosnia-Herzegovina, Vahid Halilhodzic, setelah timnya kalah 1-2 oleh Belgia, tak jauh berbeda. Aljazair unggul lebih dulu 1-0, tapi kedudukan dibalik oleh Belgia lewat gol dua pemain pengganti: Marouane Fellaini dan Dries Mertens. "Sebenarnya sedikit mengecewakan," tutur Halilhodzic, mengomentari hasil tersebut.
"Tapi, secara umum, kami hampir meraih hasil bagus saat itu. Saya cukup puas. Apalagi Belgia adalah tim yang bagus."
Sebagai pelatih, tentu wajar bagi Myung-bo atau Halilhodzic jika memiliki pendapat dan analisis pribadi. Namun kolumnis Korea Times, John Duerden, punya penilaian berbeda. Duerden menilai kepuasan kedua pelatih itu sebagai hal aneh. (Baca: Inilah Negara Berpotensi Tersingkir di Fase Grup)
Pasalnya, dalam turnamen yang ketat seperti Piala Dunia, Duerden melanjutkan, setiap pelatih biasanya akan mencak-mencak jika timnya gagal meraih kemenangan, apalagi setelah unggul lebih dulu. Karena itu, pada Ahad malam nanti di Estadio Beira-Rio, Porto Alegre, baik Halilhodzic maupun Myung-bo wajib merevisi standar kebahagiaan mereka.
Mereka bakal bertemu dalam pertandingan selanjutnya di Grup H Piala Dunia 2014. Jika keduanya kembali puas dengan raihan satu poin, bahkan kekalahan, ujar Duerden, bisa jadi dua tim lainnya, Belgia dan Rusia, akan mulus melenggang mewakili Grup H. (Baca: Beginilah Penentuan Klasemen Grup Piala Dunia
"Khusus Korea, mereka harus sadar bahwa untuk lolos dari fase grup, mereka minimal harus mengantongi satu kemenangan," kata Duerden. "Tak ada cerita lain. Korea nanti harus menang atas Aljazair jika ingin melaju ke babak 16 besar."
Sampai saat ini, kedua tim memang belum berada dalam posisi nyaman untuk lolos dari fase grup. Korea Selatan untuk sementara berada di posisi kedua Grup H dengan torehan satu poin dari satu pertandingan, tertinggal dua angka oleh Belgia yang berada di puncak. Adapun Rusia berada di posisi ketiga, diikuti Aljazair--yang belum memperoleh satu poin pun--di dasar klasemen.
Berpijak pada rekor pertemuan kedua tim sejauh ini, Korea Selatan memenangi satu-satunya pertandingan resmi yang pernah dijalani. Sebaliknya, jika berpatokan pada peringkat rilisan Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA), Aljazair unggul jauh atas Korea Selatan. Fennec Foxes—julukan Aljazair—kini berada di posisi ke-22 dunia, di atas Korea Selatan, yang berada di posisi ke-57 dunia.
Namun Korea Selatan lebih berpengalaman tampil dalam Piala Dunia ketimbang Aljazair. Partisipasi pada Piala Dunia 2014 merupakan yang kesembilan bagi tim berjulukan Taeguk Warriors tersebut, dengan catatan terbaik berada di peringkat keempat dalam Piala Dunia 2002, yang digelar di kandang sendiri.
Adapun bagi Aljazair, Piala Dunia kali ini merupakan keikutsertaan mereka yang keempat. Sejauh ini, mereka tak pernah lolos dari fase grup.
Perkiraan susunan pemain:
Korea Selatan (4-4-2):
Sung-Ryong;
Yong Lee, Young-Gwon, Jeung-Ho, Suk-Young;
Sung-Yong, Kok Young, Chung-Yong, Ja-Cheol;
Chu-Young, Heung-Min
Aljazair (4-2-3-1):
Mbolhi;
Mandi, Bougherra, Medjani, Ghoulam;
Mostefa, Taider;
Feghouli, Brahimi, Soudani;
Slimani.
FIFA | KOREA TIMES| ARIE FIRDAUS
Baca juga:
Ekuador Buka Peluang ke 16 Besar
Kosta Rika Taklukkan Italia
Prancis Lolos ke Babak 16 Besar