TEMPO.CO, Porto Alegre - Sehari menjelang duel Nigeria melawan Argentina, Abuja bergairah. Penduduk ibu kota Nigeria itu ramai membicarakan peluang Super Eagles--julukan tim nasional Nigeria--di Piala Dunia 2014.
Mereka pun ikut menyampaikan saran tentang apa yang harus dilakukan tim pujaannya saat menghadapi Argentina di Beira Rio Stadium, Porto Alegre, malam ini. "Mereka harus lebih bermain sebagai tim, jangan terlalu menonjolkan skill masing-masing," kata Owen Ike, seorang model di Abuja. "Mereka juga harus meninggalkan permainan bertahan dan mencoba formasi 4-4-2."
Owen Ike sehari-hari berurusan dengan busana, panggung, dan kamera. Ia jarang bersentuhan dengan sepak bola. Namun dua laga pertama Nigeria yang ditontonnya dari layar TV cukup untuk menyimpulkan: Nigeria kelewat lamban. (Baca:Nigeria dan Iran Berebut Tiket ke 16 Besar)
Analisis serupa disampaikan artis Charles Egbule. Nigeria, kata Charles Egbule, kehilangan agresivitas mereka dalam dua laga awal. "Mereka bermain terlalu lambat. Mereka harus lebih agresif saat melawan Argentina."
Komentar Owen Ike dan Charles Egbule, menurut situs Allafrica.com, mewakili keinginan masyarakat Nigeria. Mereka ingin melihat timnya bermain seperti ketika mereka meraih Piala Afrika 2013.
Saat itu, Victor Moses dan kawan-kawan bermain seperti elang: sangat agresif dan cepat. Karakter ini hilang saat mereka menghadapi Iran dan Bosnia-Herzegovina. (Baca: Lawan Nigeria, Argentina Formasi Menyerang)
Alih-alih bermain menyerang, Nigeria lebih banyak bertahan sambil sesekali melakukan serangan balik. Hasilnya, mereka gagal mencetak gol ke gawang Iran (0-0) dan hanya menang tipis 1-0 atas Bosnia.
Hasil tersebut membuat posisi mereka tak aman. Saat ini Nigeria berada di peringkat kedua Grup F dengan koleksi empat poin, di bawah Argentina yang telah mengoleksi enam poin.
Nigeria memang hanya butuh hasil imbang saat melawan Argentina untuk meraih satu tiket ke putaran 16 besar. Tapi, jika mereka kalah, tiket itu bisa direbut Iran.
Peluang Iran cukup besar dengan syarat Argentina bermain ngotot untuk mengalahkan lawan. Saat ini mereka berada di peringkat ketiga dengan satu poin. Iran sangat berpeluang meraup tiga poin karena mereka hanya tinggal menggasak Bosnia.
Jika Iran menang dengan skor 2-0 dan Nigeria kalah oleh Argentina, Nigeria harus mengucapkan selamat tinggal kepada Brasil. Sebab, hasil itu tak hanya membuat Iran menyamai koleksi poin Nigeria, tapi juga menyalip selisih gol mereka.
"Kami harus bermain all-out dan menunjukkan kekuatan kami yang sebenarnya," kata Presiden Federasi Sepak Bola Nigeria (NFF) Aminu Maigari. "Memang tidak akan mudah mengalahkan Argentina, tapi memang tak ada yang mudah di sini."
Nigeria dan Argentina bukan kali ini saja bertemu. Mereka pernah saling berhadapan dalam Piala Dunia 1994, 2002, dan 2010. Argentina memenangi semua laga itu. Tak ada hasil imbang dalam sejarah pertemuan kedua tim.
Malam ini, hasil imbang justru akan cukup menguntungkan kedua tim: mengantar tim Tango--julukan Argentina—melaju sebagai juara grup dan meloloskan Nigeria. Namun Alejandro Sabella, pelatih Argentina, pasti tak ingin timnya hanya mengejar hasil seri dengan konsekuensi kehilangan ritme permainannya. Apalagi, dalam dua laga sebelumnya, timnya belum menunjukkan performa maksimal.
Hal itu diakui bintang Argentina, Lionel Messi, yang mencetak gol dalam kedua laga itu. "Kami memang belum bermain maksimal dalam dua laga sebelumnya," kata pemain Barcelona ini. "Ini harus segera dibenahi sebelum kami bermain di babak berikutnya."
Argentina, meski memenangi laga melawan Bosnia (2-1) dan Iran (1-0), memang belum tampil sebagaimana layaknya tim Tango. Dua dari tiga gol Argentina dicetak Messi, pada menit-menit terakhir pula.
Bisa dibilang, Argentina memenangi dua laga itu bukan karena taktik jitu pelatih dan permainan canggih para pemainnya, melainkan semata lantaran mereka beruntung memiliki Messi. Kritik inilah yang meski dijawab Alejandro Sabella saat mereka menghadapi Nigeria.
AFRICAN FOOTBALL | ALL AFRICA | SKY SPORTS| DWI RIYANTO AGUSTIAR
Baca juga:
Ghana Dicurigai Terlibat Skandal Pengaturan Skor
Tuah Rambut Kriwil David Luiz
Villa Tutup Karier di Timnas Spanyol dengan Gol
Ronaldo Akui Portugal Tim yang Biasa-biasa Saja