TEMPO.CO, Porto Alegre - Jerman bakal menghadapi tim asal Afrika, Aljazair, dalam babak perdelapan final di Estadio Beira-Rio, Porto Alegre, Senin, 30 Juni 2014 malam. Pelatih Aljazair, Vahid Halilhodzic, langsung melancarkan perang urat saraf dengan mempertanyakan motivasi meraih kemenangan tim Eropa.
“Tidak mengejutkan bagi saya, apalagi Inggris telah terdepak,” kata Halilhodzic, seperti dikutip Goal.com. Dia menilai tim Eropa sedang mengalami kejenuhan karena hadir di Brasil setelah pertandingan liga yang melelahkan.
Aljazair menunjukkan performa lumayan meyakinkan dalam babak penyisihan grup. Pada pertandingan pertama kalah melawan Belgia 1-2, lalu mengalahkan Korea Selatan 4-2 dan ditahan imbang Rusia. Aljazair menjadi runner up grup di bawah Belgia yang akan berhadapan dengan Amerika Serikat.
Halilhodzic menekan pelatih Jerman Joachim Low dengan mengatakan tim Eropa, seperti Spanyol dan Inggris, yang pulang dengan memalukan, tak memiliki motivasi menang di Brasil. Dia menyebut pemain Eropa tak total untuk meraih kemenangan.
Pelatih asal Prancis itu menyebut pertandingan melawan Jerman sebagai pertandingan bersejarah. Dia berjanji Jerman akan menghadapi pertandingan sulit melawan anak asuhnya. “Buat kami, ini menantang,” kata dia. Jerman memang menjadi favorit, tetapi Aljazair mampu memberi kejutan.
Aljazair punya dendam sejarah kepada Jerman. Pada Piala Dunia 1982, tim ini tampil mengesankan dengan mengalahkan Jerman 2-1 di babak penyisihan. Akan tetapi, Aljazair gagal melaju ke babak 16 besar setelah Jerman dan Austria "main mata" di pertandingan terakhir. Karena kejadian itulah, FIFA membuat peraturan pertandingan terakhir di babak penyisihan dimainkan di waktu yang bersamaan. Kini peluang Aljazair membalas dendam itu sudah tiba.
GOAL.COM | WAYAN AGUS PURNOMO
Berita Terkait :
Jerman Waspadai Kejutan Aljazair
Maradona Baru dari Kolombia
Laporan Piala Dunia: Menendang Bola sampai Tua
Laporan Piala Dunia: Pasar Kaget di Copacabana