Ribery sudah dipastikan tak akan bisa tampil di final Liga Champions, melawan Inter Milan, pada 22 Mei nanti. Kartu merah yang didapatnya saat melawan Lyon pada laga pertama semifinal membuat ia dihukum tiga pertandingan. Ia dipastikan absen saat timnya tampil di Bernabeu, kecuali banding Bayern diterima UEFA.
Peran Ribery di tim nasional Prancis pun tengah disorot. Hal ini berkaitan dengan skandal seks yang sedang melilitnya. Ribery diduga telah melakukan transaksi seks dengan pelacur belia (di bawah usia 18 tahun, sesuai dengan batasan hukum negara itu).
Skandal itu terkuak pada 12 April lalu. Kasusnya berkaitan dengan penggerebekan polisi terhadap Zaman Cafe, restoran dan klub malam di Champs Elysees. Ketika itu ditangkap 20 pelacur dan germonya. Mereka diduga melakukan kejahatan prostitusi di bawah umur.
Salah seorang pelacur di bawah umur, Zahia Dehar, mengaku sempat tiga kali berhubungan dengan Ribery. Ia, yang saat itu masih berusia 17 tahun dan tak pernah memberi tahu Ribery soal usianya tersebut, dibayar 2.000 pound sterling (Rp 27 juta) sekali kencan.
Tak hanya Ribery yang diakui pernah mengencaninya. Kepada polisi, juga dalam wawancara televisi, Dehar mengaku berhubungan pula dengan tiga pemain tim nasional Prancis lainnya, yakni Sidney Govou, Karim Benzema, dan Hatem Ben Arfa.
Ribery dan Benzema sama-sama sudah dipanggil dan diinterogasi polisi. Tapi status keduanya semata sebagai saksi. Pihak berwenang, menurut bocoran dari orang dalam, belum memiliki niat untuk kembali memanggil para pemain itu hingga pelaksanaan Piala Dunia. Juga belum ada tanda-tanda untuk meningkatkan status mereka dari saksi menjadi tersangka.
Itu akan jadi kabar yang sedikit melegakan bagi Ribery dan tiga pemain lainnya. Soalnya, rambu yang tegas sudah dilontarkan Menteri Olahraga Prancis Rama Yade. Ia meminta Raymond Domenech, pelatih tim Prancis, tak memanggil pemain yang tengah terkena masalah hukum. "Karena kaus Prancis adalah suci dan tak boleh dipakai oleh siapa pun yang secara resmi tengah terlilit masalah hukum," katanya.
Di dalam negeri, masalah Ribery jadi sorotan tajam. Pers negeri itu, yang biasanya tak memberi porsi banyak buat berita soal skandal seks, memuat beritanya di halaman pertama. Itu tak aneh, mengingat Ribery dianggap "dewa berikutnya" di tim nasional setelah Zinedine Zidane.
Publik Prancis juga belakangan banyak mengungkapkan kekhawatiran mereka bahwa skandal itu akan mempengaruhi performa tim nasional yang memang tengah tak bagus. Seorang komentator televisi bahkan meragukan Domenech akan memasukkan sang pemain ke skuad Les Bleus.
Kasus ini memang berpotensi jadi pukulan buat Prancis. Ribery--yang sudah tampil 42 kali untuk Prancis dan menyumbang tujuh gol--dianggap sebagai aset terbesar yang dimiliki Tim Ayam Jantan. Absennya dia atau merosotnya penampilan dia--hal yang mungkin saja terjadi karena tekanan lantaran skandal itu--akan sangat mempengaruhi performa Prancis di Piala Dunia.
Padahal Prancis kini justru tengah butuh semua bantuan untuk meningkatkan penampilan tim yang tampak melempem selama kualifikasi lalu. Skuad Domenech lolos ke final Piala Dunia 2010 dengan susah payah: harus melalui babak playoff. Mereka pun lolos dengan kontroversial karena dipastikan oleh gol ke gawang Irlandia yang didahului handball Thierry Henry.
Di Afrika Selatan, Prancis akan berlaga di Grup A bersama tim tuan rumah, Meksiko, dan Uruguay.
Telegraph | The Sun | Nurdin