Semula, Tempo melihat miniatur bentuk dukungan itu justru di tribun penonton yang tengah menyaksikan latihan tim Belanda, di Wits University Rugby Stadium, Brampontein, Rabu pagi.
Saat latihan tengah berlangsung di tribun sekitar 40 penonton berpakaian Afrika Selatan yang semula terserak di antara penonton berkaus oranye, mendadak menyatu. Mereka bersama-sama meniup Vuvuzela –terompet khas Afrika Selatan--,menari. Bukan untuk menyemangati latihan Dirk Kuyt dan kawan-kawan, tapi mereka mengele-elukan tim Bafana.
Melihat perhatian saya tersedot oleh aksi mereka, seorang wartawan Afrika Selatan menjawil. “Datanglah ke Sandton siang ini. Ribuan masyarakat akan memberi dukungan buat tim Bafana,” kata perempuan itu.
Tergoda, siangnya saya pun pergi ke Sandton—pusat bisnis di bagian utara Johannesburg. Tapi agak terlambat. Jalan di sekitar hotel kediaman tim Afrika Selatan sudah ditutup dan dipenuhi lebih dari 20 ribu suporter. Saya kesulitan menembus lautan manusia itu dan akhirnya hanya bisa merasakan suasana itu di belakang mereka, di jalan Rivonia.
Ribuan suporter itu terus menyanyi sambil bergandengan tangan membentuk rantai manusia mengelilingi hotel tim Bafana, Southern Sun Grayston. Vuvuzela terus bersahutan memekakan telinga.
Teriakan “Terus maju Bafana”, “Kami cinta kamu Bafana”, “Mari kita jaga agar Piala tetap di sini” berkali-kali membahana. Suasana makin meriah ketika pemain dan pelatih Afrika selatan keluar hotel dan menyapa para suporter itu dari atas bus terbuka dan beberapa di antaranya diwawancarai sang pembawa acara.
Tepat pukul 12.00 para suporter itu serempak meniup Vuvuzela. Seluruh warga di segenap pelosok Afrika Selatan juga sudah diintruksikan untuk serentak meniup vuvuzela mereka pada jam itu. Aksi itu menjadi penenda dukungan anak negeri buat tim Bafana.
Seorang wartawan Jepang menggeleng-gelengkan kepala melihat aksi suporter itu. “Dukungan seperti ini belum pernah terjadi pada tim lain. Afika Selatan sungguh luar biasa,” katanya.
Acara itu jadi pertemuan terakhir tim Bafana dengan Suporter mereka sebelum mereka menjalani laga pembuka melawan Meksiko di Soccer City Stadium hari ini.
Dumy Malebo, seorang petugas parkir yang ikut hadir, mengaku sudah membeli tiket untuk laga itu dan sudah menyiapkan stamina untuk meniup Vuvuzela. “Itu pertandingan kunci bagi kami. Bila menang atas meksiko mungkin kami bisa melaju ke babak kedua,” katanya.
NURDIN SALEH (Johannesburg)