Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bukan Olahraga Amerika  

image-gnews
Clint Dempsey merayakan golnya ke gawang Inggris pada laga pertama Grup C antara Inggris melawan Amerika Serikat di Rustenburg (13/6). AP/Elise Amendola
Clint Dempsey merayakan golnya ke gawang Inggris pada laga pertama Grup C antara Inggris melawan Amerika Serikat di Rustenburg (13/6). AP/Elise Amendola
Iklan

TEMPO Interaktif,  Demam Piala Dunia sedang terjadi di mana-mana. Tak peduli apakah itu di negara yang memang tim nasionalnya sedang berlaga di Afrika Selatan, atau negeri yang entah kapan bisa meloloskan 11 pemainnya ke pentas dunia. Masing-masing punya tim yang dijagokan untuk menjadi juara.

Amerika Serikat juga punya wakilnya. Tapi warga Amerika tak terlalu ambil pusing. Pembicaraan soal apakah Los Angeles Lakers atau Boston Celtics yang akan menjuarai liga basket nasional NBA tahun ini jauh lebih menarik ketimbang membahas sukses tim Amerika menahan imbang Inggris pada Sabtu pekan lalu.

Sepak bola boleh saja menjadi olahraga paling populer di jagat ini. Tapi hal itu tak berlaku di Negeri Abang Sam. Meski FIFA pernah memutuskan menggelar Piala Dunia 1994 di Amerika, dengan mengesampingkan Maroko dan Brasil sebagai kandidat tuan rumah seraya berharap minat terhadap olahraga ini meningkat, toh, kenyataannya belum ada perubahan secara signifikan.

Rekan saya di Baltimore maupun di Portland mengabarkan bahwa gaung Piala Dunia 2010 tak terlalu terdengar di sana. Pemberitaan di media massa hanya mendapat porsi secukupnya. Sulit untuk menjadi berita utama di halaman olahraga, apalagi halaman depan. Betul bahwa siaran langsung di ESPN dan jaringan televisi nasional ABC mendapat rating cukup bagus. Tapi siaran itu lebih banyak ditonton oleh warga pendatang.

Sepak bola, atau mereka menyebutnya soccer, dianggap bukan olahraganya orang Amerika. Sepak bola tak disukai lantaran minim aksi. Pertandingan olahraga seharusnya berlangsung dalam tempo cepat dan menghasilkan banyak angka. Dalam sepak bola, seorang pemain bisa berlari sejauh 10 kilometer tanpa menghasilkan sesuatu. Ini mubazir.

Mungkin ini alasan yang terlalu dibuat-buat. Sebab, golf, misalnya, jelas bukan olahraga yang menampilkan kecepatan dan aksi. Meski begitu, warga Amerika tak hanya tertarik oleh olahraga ini, tapi bahkan terobsesi. Dan golf kini telah menjadi industri yang sangat besar di Amerika.

Ada yang menarik pada tulisan Andrei S. Markovits dan Steven L. Hellerman dalam bukunya, Offside: Soccer and American Exceptionalism. Diungkapkan bahwa keengganan warga Amerika menerima sepak bola adalah sebagai bagian dari apa yang disebut "American exceptionalism", yaitu keyakinan bahwa Amerika adalah negara unik dalam tatanan dunia, pemimpin dunia, dan negara adikuasa.
Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Salah satu poin yang dikemukakan adalah dalam pertandingan sepak bola terkadang tim lemah dapat mengalahkan tim kuat hanya lantaran adanya faktor keberuntungan. Selain itu, tak jarang terjadi kebuntuan yang berakibat pada tak adanya pemenang sebagai cerminan hilangnya superioritas dari salah satu tim. Ini melanggar keyakinan dasar warga Amerika yang menyukai keadilan. Adil dalam pengertian yang kuat harus dominan dan si lemah perlu dibantu.

Tapi apakah hanya itu alasan sepak bola ditolak--jika tak ingin dikatakan dibenci? Timothy Sexton dari Associated Content mengajak untuk lebih jauh memahami kultur Amerika. Sebelum Amerika menjadi superpower seperti sekarang, para pendahulu mereka membangun dari sesuatu yang tak ada. Membangun adalah dengan menggunakan kekuatan tangan.

Dalam sepak bola, tangan justru tak boleh digunakan. Haram menyentuh bola dengan tangan. Ini adalah olahraga yang murni mengandalkan keterampilan kaki mengolah si kulit bundar. Jelas ini tak sejalan dengan semangat para pendahulu mereka untuk menjadi "orang Amerika".

Pada akhirnya, sepak bola memang belum sepenuhnya bisa diterima di Amerika, negeri multietnis impian para imigran. Meski begitu, perlahan tapi pasti, olahraga yang menampilkan pergerakan yang terus-menerus dan dinamis, ketangkasan dan keanggunan, maupun visi dan kecerdasan ini mulai berkembang di sana, terutama di kalangan muda dari golongan pendatang.

Firman Atmakusuma

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mantan Gelandang Jerman Mesut Ozil Umumkan Pensiun dari Sepak Bola

22 Maret 2023

Mesut Ozil. REUTERS/Kenan Asyali
Mantan Gelandang Jerman Mesut Ozil Umumkan Pensiun dari Sepak Bola

Mesut Ozil pensiun dari timnas Jerman pada 2018 di tengah debat politik tentang imigran.


Mantan Gelandang Real Madrid dan Juventus Sami Khedira Pensiun

20 Mei 2021

Juventus mendapatkan Sami Khedira secara gratis setelah kontraknya tidak diperpanjang oleh Real Madrid pada 2015. Hingga saat ini Khedira tetap jadi andalan di lini tengah Juventus. Instagram/@sami_khedira6
Mantan Gelandang Real Madrid dan Juventus Sami Khedira Pensiun

Sami Khedira mengundurkan diri sebagai pesepakbola profesional. Cedera membuat dia harus menyerah di usia 34 tahun.


Piala Dunia 2022 Digelar di Qatar: 6 Hal yang Penting Diketahui

17 Juli 2018

Kiper sekaligus kapten Prancis, Hugo Lloris, memegang trofi Piala Dunia saat pesta penyambutan di Istana Presiden Elysee, Paris, 16 Juli 2018. (Ludovic Marin/Pool Photo via AP)
Piala Dunia 2022 Digelar di Qatar: 6 Hal yang Penting Diketahui

Piala Dunia 2018 sudah berakhir dan yang selanjutnya akan digelar di Qatar pada 2022.


Laporan Tempo dari Rusia: Angkutan Kota Andalan Meliput

7 Juli 2018

Laporan Tempo dari Rusia.
Laporan Tempo dari Rusia: Angkutan Kota Andalan Meliput

Selama meliput perhelatan Piala Dunia 2018, angkutan publik bisa jadi andalan.


Piala Dunia 2018: Denmark Kalahkan Peru, Kasper Schmeichel Dipuji

17 Juni 2018

Ekspresi kiper Leicester, Kasper Schmeichel, dalam pertandingan Liga Inggris melawan Aston Villa di Stadion Villa Park, 16 Januari 2016. Reuters / Darren Staples
Piala Dunia 2018: Denmark Kalahkan Peru, Kasper Schmeichel Dipuji

Kasper Schmeichel mendapat pujian dari Denmark mengalahkan Peru dalam Piala Dunia 2018.


3 Negara Ini Ajukan Jadi Tuan Rumah Bersama Piala Dunia 2026

11 April 2017

Ilustrasi sepak bola. Benevolat.org
3 Negara Ini Ajukan Jadi Tuan Rumah Bersama Piala Dunia 2026

Amerika Serikat, Meksiko, dan Kanada mengajukan penawaran bersama untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2026.


Real Madrid Melaju ke Final Piala Dunia Antar Klub

15 Desember 2016

Striker klub Real Madrid, Cristiano Ronaldo membawa bola saat ikuti sesi latihan bersama rekan setimnya di Yokohama, Jepang, 14 Desember 2016. REUTERS
Real Madrid Melaju ke Final Piala Dunia Antar Klub

Real Madrid berhasil menundukan Club America pada semifinal Piala Dunia Antar Klub dengan skor 2-0. Karim Benzema dan Cristiano Ronaldo jadi pahlawan.


River Plate Melaju ke Final Piala Dunia Antar Klub

16 Desember 2015

FIFA (Federation Internationale de Football Association). (logos.wikia.com)
River Plate Melaju ke Final Piala Dunia Antar Klub

River Plate akan menantang pemenang laga antara Barcelona vs Guangzhou Evergrande di babak final. Laga itu akan berlangsung besok.


Kolombia: Tanpa Suarez, Uruguay Tetap Berbahaya

14 Oktober 2015

Reaksi pemain Uruguay, Luis Suarez, setelah gagal mencetak gol  dalam pertandingan persahabatan melawan Kosta Rika di Montevideo, Uruguay, 13 November 2014. Uruguay kalah lewat adu penalti 6-7. AP/Matilde Campodonico
Kolombia: Tanpa Suarez, Uruguay Tetap Berbahaya

Penyerang andalan Uruguay Luis Suarez masih menjalani larangan
pertandingan karena menggigit Giorgia Chiellini pada Piala
Dunia 2014.


Messi Pinjamkan Nomor Punggungnya untuk Aguero

8 Oktober 2015

Lionel Messi (kiri) dan Sergio Aguero melakukan peregangan jelang pertandingan melawan Belanda pada semifinal piala dunia di Brazil, 8 Juli 2014. REUTERS/Dylan Martinez
Messi Pinjamkan Nomor Punggungnya untuk Aguero

Aguero senang dengan tawaran Messi agar ia mengenakan kaus dengan nomor 10.