TEMPO Interaktif, Johannesburg - Kamis siang lalu, fan fest--tempat nonton bareng--di daerah Sandton, Johannesburg, kosong melompong. Nyaris tak ada suporter yang datang menyaksikan pertandingan Argentina lawan Korea Selatan di tempat itu.
Fan fest disediakan oleh FIFA dan pemerintah kota setempat untuk menampung para suporter yang ingin merasakan atmosfer pertandingan meski tak kebagian tiket. Tapi pada siang itu tampaknya tak banyak suporter yang datang, meski tim bertabur bintang Argentina yang bermain.
Para suporter asal Argentina memilih langsung datang ke Stadion Soccer City, sedangkan suporter tuan rumah tampaknya tengah menurun semangatnya setelah tim Afrika Selatan dibantai Uruguay 3-0 pada hari sebelumnya.
Kekalahan tim Bafana Bafana memang sangat terasa pengaruhnya di Johannesburg. Tak lagi terdengar suara tiupan vuvuzela yang biasanya terdengar bersahutan dari berbagai penjuru. Kota ini seperti dirundung murung.
Saya menemukan dua sikap menonjol dari para suporter Bafana Bafana yang saya temui: yang sudah patah arang dan melihat peluang tim pujaannya untuk lolos sudah hilang serta yang masih yakin keajaiban bisa terjadi.
Siaran beberapa stasiun radio dan televisi setempat nyaris sepanjang hari bergantian membahas kekalahan tim Afrika Selatan itu. Mereka menilai Bafana Bafana kalah karena menanggung terlalu banyak tekanan. Sejumlah media umumnya mengeluarkan imbauan seragam: kalaupun Afrika Selatan harus tersingkir, jangan sampai para suporter lantas kehilangan semangat untuk tetap mendukung dan memeriahkan Piala Dunia.
Nurdin Saleh (Johannesburg)