Kemunculannya memang sebentar. Pertama kali sinar hijau itu terlihat saat bintang Argentina, Lionel Messi, akan melakukan tendangan bebas pada pertengahan babak kedua. Bukan hanya Messi, beberapa pemain lain dan pelatih Diego Maradona pun tak luput dari tembakan sinar tersebut.
Tak jelas apa maksud si penembak sinar hijau itu. Yang pasti, penggunaan sinar laser saat pertandingan sepak bola tengah berlangsung, di mana pun, tergolong ilegal. Badan Sepak Bola Dunia (FIFA) langsung meminta petugas keamanan di Stadion Ellis Park melakukan investigasi.
Insiden serupa pernah terjadi dalam pertandingan Liga Champions Eropa. Saat itu, pada Februari 2008, klub Manchester United berhadapan dengan Olympique Lyon. Sinar laser berwarna merah beberapa kali diarahkan kepada penyerang asal Portugal, Cristiano Ronaldo.
Alat yang digunakan si tangan jahil dalam dua insiden tersebut dipastikan serupa, yakni sebuah pulpen sinar laser yang mudah dibawa ke mana-mana dalam saku. Biasanya, alat ini digunakan sebagai petunjuk ketika seseorang sedang melakukan presentasi.
Semakin banyak pengguna sinar laser, lantaran mudah didapat, timbul kekhawatiran dari sisi keselamatan, terutama jika ditembakkan ke arah mata. Meski intensitas cahayanya tergolong lemah, sinar laser dapat membuat optik mata rusak. Bahkan bukan tidak mungkin menyebabkan kebutaan.
Beberapa keluhan yang ditimbulkan bila sinar laser terkena mata di antaranya adalah kebutaan sesaat, rasa silau, dan dunia terlihat seperti negatif film. Kebutaan sesaat juga dapat terjadi jika melihat sumber cahaya yang sangat terang. Biasanya kemudian hilang hanya dalam hitungan detik.
Bayangan seperti negatif film bisa berlangsung selama beberapa hari. Rasanya seperti ada titik kecil dalam pandangan. Sedangkan paparan cahaya yang menyebabkan silau akan mengurangi pandangan yang jernih. Ini bisa disebabkan oleh cahaya yang sangat terang, seperti sinar laser.
Perangkat sinar laser yang dijual secara bebas pada umumnya memiliki kekuatan yang tak terlalu besar. Tapi, jika terekspos secara langsung pada retina melalui lensa mata, dapat menyebabkan kerusakan yang serius. Bahkan, bila melihat sinar laser lebih dari satu menit, dapat menyebabkan retina mata terbakar.
Perangkat sinar laser yang dijual di pasar termasuk kategori III-A. Artinya, berpotensi menyebabkan kerusakan pada mata. Jika keselamatan menjadi pilihan utama, Anda dapat membeli yang termasuk kategori II karena intensitas cahayanya tak terlalu besar. Namun sinar yang dihasilkan juga tidak terlalu bagus.
Badan Kesehatan Inggris menyarankan agar produk sinar laser yang dijual secara bebas memiliki kekuatan kurang dari 1 miliwatt. Barbara McLaughlan dari Royal National Institute mengatakan, "Perangkat sinar laser yang ada di pasar sering menipu. Seolah terlihat aman, padahal cukup berbahaya."
Pada laga kedua Argentina saat melawan Korea Selatan pada Kamis lalu, beruntung insiden sinar laser tak terulang. Meski tak sempat mengenai mata Messi, keberadaan sinar laser dapat merusak konsentrasi pemain.
EPANORAMA | TELEGRAPH | FIRMAN