TEMPO Interaktif, Pembahasan soal apakah pemain sepak bola boleh melakukan hubungan intim sebelum bertanding selalu menjadi topik perdebatan yang tak pernah berujung. Ada yang pro, ada yang kontra. Ada yang bilang pemain bakal loyo di lapangan, tapi ada yang berpendapat malah akan menambah semangat.
Polemik masalah ini kembali mencuat di Piala Dunia 2010 Afrika Selatan. Pemicunya, koran-koran di Inggris menyebut kehadiran pacar penjaga gawang Spanyol di pinggir lapangan sebagai biang kekalahan tim Matador 0-1 oleh Swiss.
Pelatih Inggris, Fabio Capello, sempat melarang istri dan pacar pemain tim The Three Lions ikut ke Afrika Selatan. Sebab, menurut pelatih asal Italia itu, WAGs (istri dan pacar pemain) seperti virus. Mereka ada dan bisanya hanya mengganggu. "Kami datang ke Afrika Selatan untuk bertanding, bukan untuk berlibur," kata Capello. Tapi, belakangan, Capello melunak dan membolehkan WAGs hadir dalam pertandingan tim Inggris.
Bagi legenda sepak bola yang kini menjadi pelatih tim nasional Argentina, Diego Maradona, seks menjelang pertandingan bukan masalah. Syaratnya, aktivitas itu dilakukan tak melebihi pukul 2 malam dan tanpa minuman yang memabukkan. Beberapa media Argentina menyebutkan, kebijakan Maradona itu membuahkan hasil. Tim Tango lolos ke putaran kedua tanpa menemui hambatan.
Tuan rumah Afrika Selatan juga membuat kebijakan yang membolehkan para istri dan pacar pemain berkunjung ke tempat latihan mereka. "Kami bukan berada di penjara atau kamp militer," ucap pelatih Carlos Alberto Parreira sebelum anak-anak asuhannya berlaga di pertandingan perdana Grup A. Tapi, berbeda dengan Argentina, Afrika Selatan gagal melaju ke babak berikutnya.
Beda tim beda aturan. Pelatih Honduras, Reinaldo Rueda, secara tegas melarang para pemain berdekatan dengan wanita. Alasan pun dibuat. Menurut dia, membawa istri atau pacar pemain ke Afrika Selatan terlalu mahal biayanya. Walhasil, para pemain Honduras harus "puasa" selama berada di Afrika Selatan.
Mitos soal seks menjelang pertandingan sangat diyakini oleh sebagian orang. Pelatih tim Jerman pada Piala Dunia 1994, Berti Vogts, melarang pemainnya melakukan hubungan intim pada malam sebelum bertanding. Pelari Inggris, Linford Christie, sepaham dengan Vogts. Menurut dia, seks menjelang lomba membuat kakinya terasa berat. Bahkan petinju legendaris Muhammad Ali dikabarkan tak pernah menyentuh wanita enam pekan sebelum bertarung.
Lantas bagaimana dari sudut pandang ilmu pengetahuan soal ini? Menurut sebuah studi ilmiah, tidak seharusnya para pemain atau pelatih khawatir tentang hubungan intim sebelum bertanding. Sebab, studi itu tak menemukan adanya hubungan positif antara aktivitas hubungan seks sebelum bertanding dan hasil pertandingan. Bahkan ada yang mengatakan bahwa justru aktivitas tersebut akan meningkatkan kadar testosteron mereka.
"Melakukan hubungan intim pada malam sebelum berlaga sama sekali tak akan mempengaruhi kekuatan dan daya tahan tubuh," ucap Ian Shrirer, ahli fisiologi, yang juga mantan Ketua Canadian Academy of Sport Medicine. "Banyak yang mengira bahwa ini berdampak pada sisi psikologi. Padahal tidak."
Memang, meski begitu, belum jelas dampak psikologi, seperti apa yang ditimbulkan oleh kegiatan seks pada performa atlet. Beberapa ahli menyebutkan bahwa pantangan terhadap seks dapat membuat konsentrasi pemain lebih baik.
Menurut Ian Shrirer, ada dua kemungkinan dampak dari berhubungan badan pada malam sebelum bertanding. Pertama, tubuh akan merasa letih dan melemah pada pagi harinya. "Tapi ini sudah terbukti salah," katanya. Kedua, dapat mengganggu pikiran dan konsentrasi saat bertanding. "Yang ini belum sepenuhnya diuji kebenarannya."
Dalam sebuah editorial berjudul "Does Sex the Night Before Competition Decrease Performance?", yang diterbitkan dalam Clinical Journal of Sports Medicine, disebutkan bahwa menahan nafsu seks sebelum bertanding dapat meningkatkan agresivitas pemain. Sebab, testosteron, hormon yang membangkitkan gairah seks dan agresivitas pria, terjaga dalam tubuh.
Namun tulisan itu dibantah Emmanuele A. Jannini dari University of L'Aquila, Italia. "Itu pemahaman yang keliru," ucap guru besar endocrinology ini. Ia mengatakan justru hubungan intim dapat meningkatkan kadar testosteron, yang pada akhirnya akan menambah agresivitas pemain.
"Jika tiga bulan tidak melakukan aktivitas seks, yang tentunya sesuatu sangat janggal bagi atlet, kadar testosteron dalam tubuh malah turun drastis ke tingkat yang hampir sama pada anak-anak," kata Jannini. "Apakah berarti puasa seks malah dapat membuat seseorang lebih agresif? Saya kira tidak."
l CALORIECOUNT | MEDICINENET | FIRMAN ATMAKUSUMA
Seks Sama Dengan
Aktivitas hubungan intim dapat membakar 105 kalori per jam. Dengan asumsi berat tubuh 70 kilogram, kalori yang terbakar setara dengan makanan atau minuman yang masuk dalam tubuh seperti berikut ini.
Jumlah Makanan/Minuman Kalori
0.1 Big Mac keju McDonald's 704
0.4 Cokelat batangan 273
0.4 Coffee Latte Grande Starbucks 272
0.5 Coca-Cola kaleng 207
1.3 Segelas minuman anggur 79
3.5 Wortel 30