Pemuda nahas itu kehilangan nyawanya tepat setelah Afrika Selatan mengalahkan Prancis pada penyisihan grup Piala Dunia. Asanda Cele, 14 tahun masih terlihat sadar ketiak ditemukan di taman tempat ia tertembak di Durban setelah dua peluru bersarang di kepalanya dan satu lainnya di bahunya. Namun setelah dibawa ke rumah sakit nyawanya tak tertolong.
Sandile Cele, ayah Asanda menyatakan anaknya kembali pulang setelah menonton kemenangan 2-1 Bafana Bafana dari Prancis dengan teman-temannya pada 22 Juni ketika ia ditembak oleh tetangganya. Tetangga itu merasa kesal dengan bunyi pekak yang dikeluarkan vuvuzela.
Polisi menyatakan telah menangkap tersangka penembak, seorang pengcara berusia 35 tahun dengan tuduhan pembunuhan. Pengcara itu mengatakan kepada polisi bahwa Asanda adalah seorang pencuri.
Namun ayah Asanda menegaskan bahwa vuvuzela sebagai penyebab anaknya tewas. “Asanda mencintai sepak bola dan selalu meniupkan vuvuzela, meski tim kesayangannya kalah. Namun tetangga saya, yang baru saja pindah, tidak menyukai suara vuvuzela dan saya pikir itulah yang membuatnya membunuh Asanda,” ujar Sandile.
EUROSPORT | BAGUS WIJANARKO