Jebolan akademi Barcelona itu mulai membela negaranya pada 2000. Sejak itu, namanya identik dengan lini tengah Spanyol. Perannya bukan hanya di bagian distribusi, Xavi juga dipercaya sebagai pengambil bola mati dan penalti. Gol tunggal Carles Puyol di semi final berasal dari sepak pojoknya.
Pelatih Swiss Ottmar Hitzfeld menilai Xavi sebagai kekuatan Spanyol. Hitzfeld, yang sukses mengandaskan mereka di partai perdana, menyebut kerja sama Xavi dengan Andres Iniesta dan David Villa sebagai "zona merah". "Tim harus dapat memadamkan zona merah untuk bisa menghentikan Spanyol," ujarnya.
Bukan pekerjaan mudah, tentunya. Bisikan Hitzfeld ke rekan senegaranya Joachim Loew, tidak banyak membantu. Panser keok dilibas Matador. "Mereka master di permainan ini, bisa dilihat dari setiap passing mereka," kata Loew, pelatih Jerman, sambil memuji ketenangan dan percaya diri lawan.
"Jika bisa main seperti saat mengalahkan Jerman di semi final, kami memiliki kesempatan besar untuk jadi juara," ujar Xavi, 30 tahun. Menurutnya, Belanda, yang jadi lawan mereka di final, adalah tim yang tangguh di tengah dan depan. "Kami harus kerahkan gaya bermain kami," katanya.
FIFA | REZA M