Pemain berusia 28 tahun ini menjadi salah satu bintang di Afrika Selatan lewat 5 gol yang telah dicetaknya untuk membantu Spanyol lolos ke final untuk kali pertama.
Tapi, sekitar seperempat abad silam, ia sempat mengalami momen yang sangat mengerikan yang membuat kaki kanannya nyaris diamputasi lantaran tulang pahanya patah.
Cedera itu didapat saat Villa bermain sepakbola di mana seorang anak yang lebih tua terjatuh di atas kakinya.
Ajaibnya, Villa yang saat itu masih berusia 4 tahun selamat dari kemungkinan terburuk itu, tapi kakinya harus dibalut gips selama enam bulan. Menariknya, dari situlah perjalanannya menuju sukses bermula.
Setiap pulang kerja, sang ayah, seorang pekerja tambang bernama Jose Manuel, selalu menyempatkan diri selama dua jam untuk melatih Villa menendang bola dengan kaki kirinya.
"Ketika saya pulang kerja kami selalu menghabiskan waktu bersama selama dua jam,” kata Jose Manuel.
"Saya menyodorkan bola kepadanya dan ia menendangnya dengan kaki kiri. Saya pikir itulah sebabnya kenapa kedua kakinya kini sama bagusnya."
Villa senadiri tak pernah lupa untuk selalu berterima kasih kepada ayahnya yang telah mendampinginya dan memberinya keyakinan untuk menjadi pesepakbola.
"Ayah saya selalu ada di sana untuk melempar bola kepada saya, lagi dan lagi, memaksa saya menendang dengan kaki kiri ketika kaki kanan saya diplester lantaran patah.
"Saya nyaris tak ingat satu sesi latihan di mana ayah saya tak mendampingi saya. Saya tak pernah sendirian di lapangan."
Saat itu Villa muda melihat ayahnya selalu keletihan setiap pulang dari kerja dan pemandangan itu membuatnya bertekad untuk tak mengikuti jejaknya sebagai pekerja tambang.
"Saya tak pernah berpikir jadi pekerja tambang karena begitu banyak hal buruk terjadi kepada mereka seperti kecelakaan dan jam-jam yang harus dihabiskan ibu saya dengan penuh kekhawatiran saat menunggu ayah saya di rumah sakit. Saya tak akan pernah mau menjadi pekerja tambang kecuali saya benar-benar kepalaran."
Villa tak pernah berprestasi di sekolah dan ayahnya telah membuatnya untuk mengutamakan sepakbola.
"Gurunya pernah meminta saya untuk menghukumnya dengan melarangnya bermain bola, tapi saya bilang kepadanya, 'saya tak akan mengizinkannya mengedarai sepeda, bermain video game atau hal-hal seperti itu, tapi melarangnya bermain sepakbola? Tidak'," kata Jose Manuel.
Kendati bakatnya terbilang istimewa, Villa sempat merasakan sakitnya ditolak dan ia menangis berjam-jam saat berusia 9 tahun lantaran klub lokal Oviedo menolaknya karena tubuhnya terlalu kecil untuk anak seusianya.
Selain itu, klub tersbeut juga keberatan untuk membiayai ongkos transport Villa lantaran rumahnya cukup jauh dari dengan tempat latihan.
Villa sempat patah hati, tapi akhirnya ia berhasil bergabung dengan klub kecil Langreo sebelum hijrah ke Sporting Gijon, Real Zaragoza dan menjadi bintang di Valencia.
Villa akhirnya jadi rebutan klub-klub top Eropa seperti Manchester United, Chelsea, Liverpool dan Manchester City sebelum memutuskan bergabung dengan tim impiannya, Barcelona, akhir musim lalu.
Dua tahun silam Villa menjadi top skorer di Euro 2008 dengan 4 gol termasuk hat-trick di semifinal lawan Russia. Tapi, ia memendam kekecewaan lantaran tak ikut membantu Spanyol mengaalhkan Jerman di final gara-gara cedera hamstring.
Kini, Villa akhirnya siap memainkan laga terbesar sepanjang kariernya pada final Piala Dunia 2010 melawan Belanda, Minggu (11/7).
Ia juga menjadi pemain pertama yang selalu mencetak dalam empat pertandingan beruntun di Piala Dunia setelah bintang Brasil Rivaldo pada 2002.
Rentetan gol Villa beakhir saat Spanyol mengalahkan Jerman 1-0 di semifinal. Tapi, Villa tak terlalu memikirkan rekor pribadinya. Ia jauh lebih senang dengan sukses Spanyol lolos ke final untuk kali pertama yang memicu jutaan warga Spanyol turun ke jalan merayakannya.
"Kami sangat bangga memiliki para fanas seperti itu dan kini kami harus melengkapi mimpi kami dengan memenangi partai final."
THE SUN | A. RIJAL