Sikap ini berbeda dengan legenda Belanda Johan Cruyff yang justru lebih memihak Spanyol.
"Belanda telah menjadi seperti Jerman di masa lalu di mana realisme menggeser sepakbola indah," kata Hiddink yang baru saja diangkat sebagai pelatih timnas Turki dalam menghadapi kualifikasi Euro 2012.
"Gaya ini memang tak selalu cantik di mata dan saya sendiri akan suka menghabiskan lebih banyak waktu memainkan sepakbola indah, tapi yang telah berhasil dilakukan pelatih Bert van Marwijk dan para pemainnya sangat luar biasa," kata pelatih berusia 63 tahun itu.
Hiddink menolak untuk ikut-ikutan Cruyff mengkritik gaya permainan Belanda yang telah mengalahkan Denmark, Jepang, Kamerun, Slovakia, Brasil dan Uruguay untuk mencatat rekor 100 persen di Afrika Selatan, sesuatu yang tak bisa dilakukan Spanyol dengan permainan indah mereka.
"Siapa yang bisa saya kritik jika saya tak pernah membawa sebuah tim lolos ke final Piala Dunia?," tanya Hiddink yang pernah membawa Belanda ke semifinal Piala Dunia 1998 dan melakukan hal yang sama bersama Korea Selatan sempat tahun kemudian.
"Van Marwijk telah menanamkan banyak keyakinan ke dalam tim ini. Kita bisa melihat dalam laga melawan Brasil, betapa sulitnya menghadapi tim Belanda ini," kata Hiddink merujuk pada kemenangan 2-1 Belanda atas Brasil di perempat final.
AP | A. RIJAL