Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Malam Penghakiman Gerrard dan Suarez di Piala Dunia  

image-gnews
Pemain Liverpool, Luis Suarez melakukan selebrasi usai mencetak gol ke gawang Tottenham Hotspur, dalam lanjutan Liga Primer Inggris di Stadion Anfield, (31/3). Liverpool menang 4-0. John Powell/Liverpool FC via Getty Images
Pemain Liverpool, Luis Suarez melakukan selebrasi usai mencetak gol ke gawang Tottenham Hotspur, dalam lanjutan Liga Primer Inggris di Stadion Anfield, (31/3). Liverpool menang 4-0. John Powell/Liverpool FC via Getty Images
Iklan

TEMPO.COJakarta - Kalau saja Bill Shankly masih hidup, manajer legendaris Liverpool yang berpulang 33 tahun lalu itu mungkin geleng-geleng kepala. Kutipan terkenalnya, soal sepak bola lebih penting daripada sekadar urusan hidup dan mati, kini tak lagi berlaku. Setidaknya buat Inggris dan Uruguay—dua tim yang nanti malam “baku-bunuh” di Arena Corinthians, Sao Paulo.

Shankly di satu sisi benar. Sebab, sepak bola sesungguhnya adalah “bius” asyik bagi para penikmatnya yang rela duduk berjam-jam bergunjing tentang sederet drama, tentang adagium unik, tentang teori ketidakmungkinan yang banyak mencuat. Juga di Brasil 2014, saat metabolisme tubuh diaduk-aduk extravaganza empat tahunan itu.

Tapi di sisi lain ini tak berlaku, paling tidak sementara, bagi Diego Lugano. Kapten Uruguay yang dilepas West Brom musim lalu itu menyebut: “This is life or death.” Sama seperti Daniel Sturridge, ujung tombak muda asal Liverpool: “Do or die!".

Intinya, buat Inggris dan Uruguay, sama saja: ini persoalan hidup atau mati. Maklum, laga kedua tim malam nanti benar-benar menjadi malam penghakiman. Malam yang benar-benar penuh debar. Malam penentuan. Untuk tetap “hidup”, mereka harus “mati-matian” demi sebuah harga mati: kemenangan! Tidak ada pilihan!

Sesadis itukah? Boleh jadi. Inggris meringis dalam laga pertamanya, digilas Italia 2-1. Uruguay, di luar dugaan, ditekuk Kosta Rika 3-1. Start yang buruk. Masih ingin bertahan di Brasil? Tidak mau angkat koper pagi-pagi? Kalau iya, sekali lagi: kemenangan adalah harga mati!

Oke. Lihatlah tulisan di bawah patung perunggu Shankly yang “angkuh” di luar tribun The Kop itu: “He Made the People Happy”. Tulisan ini bak penegasan: anak-anak Liverpool selalu membuat banyak orang tersenyum. Tapi siapa anak Liverpool yang bisa bikin happy itu? Siapa untuk siapa?

Malam nanti, kita tahu, ada dua anak Liverpool yang penampilannya moncer musim lalu, Steven Gerrard dan Luis Suarez, yang berada di dua kubu berbeda. Dua-duanya menjadi sorot sentral karena keduanya menjadi magnet penting untuk laga “do or die” tadi itu.

Kita mulai dari Gerrard. Wajahnya terekam lelah ketika dia bersama skuad Three Lions kembali menginjakkan kaki di Urca—markas mereka di pinggiran Rio de Janeiro—setelah tiga hari sebelumnya ditekuk oleh Italia di Arena Amazonia, Manaus, ribuan kilometer dari pangkalan militer itu.

Gerrard pun gerah ketika barisan media Inggris terus memburunya, mencecar soal skema main Roy Hodgson, termasuk soal Rooney yang tidak diturunkan di posisi terbaiknya. “Masih ada dua partai lagi, dan Uruguay adalah salah satunya,” ucap sang kapten. Dia juga memberi pengertian bahwa ini bukan soal Rooney belaka. “Ini soal (kolektivitas) tim,” katanya.

Rooney memang jadi fokus media Inggris untuk menekan Hodgson, memainkannya di tengah, di posisi terbaiknya sebagai finisher dan menggeser Raheem Sterling ke flank kiri. Rooney, yang tidak bersinar di Piala Dunia Jerman 2006 plus kartu merah versus Portugal dan tak berdaya di Piala Dunia Afrika Selatan 2010, juga ditekan.

Ini semua bagian dari cerita media Inggris yang memang dikenal moderat. Rooney, yang datang ke Brasil dengan rekor tujuh gol di babak kualifikasi, bahkan ikut “dibandingkan” dengan rekan satu timnya, Fellaini, yang sudah bikin satu gol untuk Belgia. Aha-ha-ha….

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Namun sesungguhnya, ini memang malam yang berat buat Gerrard, Rooney, serta sederet anak muda Inggris lainnya: Sterling, Welbeck, Barkley, dan Wilshere. Malam yang mengharuskan mereka berkonsentrasi penuh dengan totalitas bermain yang hebat.

Maklum, di seberang sana, Suarez sudah prima 100 persen. Dia, yang absen saat Uruguay versus Kosta Rika, segera jadi momok menakutkan Inggris, selain Edinson Cavani dan Pemain Terbaik Dunia 2010, “si gaek” Diego Forlan. Suarez, yang bersama Cavani mengemas 11 dari total 13 gol Uruguay selama kualifikasi, juga tak sabar diturunkan oleh Oscar Tabarez sebagai starter.

Suarez pun, di sisi lain, tentu juga ingin bikin happy 3 juta rakyat Uruguay: beraksi, menebar teror, bikin gol, dan membawa La Celeste ke tangga kemenangan. Dia pastinya tidak ingin malam ini menjadi penghakiman. Dia ingin menjadi pahlawan, seperti dua tangannya yang menghalau bola saat injury-time vs Ghana di Afrika Selatan 2010.

Suarez ketika itu dikartu merah, Ghana dapat penalti, dan bola hasil tendangan Asamoah Gyan menaik di atas mistar gawang, lalu Uruguay memenangi laga itu lewat drama adu penalti. Suarez dipuji. Suarez dicap sebagai pahlawan.

Dia sudah mencoba melupakan itu. “Kini kami punya dua pertandingan dan butuh minimal empat poin. Kami harus mencoba dan melakukan itu. Kami punya banyak kepercayaan diri, adrenalin, dan tidak gugup," ujarnya.

Hebat sekali “konfidensi” Suarez. Sebagai anak Uruguay, dia ingin menyodorkan senyum, sama seperti Gerrard dengan penjelasan yang sama untuk Shankly: made the people happy.

Baiklah. Saya tidak begitu peduli pada apa pun hasil akhir duel Uruguay vs Inggris ini ketika kedua tim lebih menjual konsep “do or die”. Tapi saya lebih peduli pada ancaman ketika keindahan sepak bola harus “dirusak” oleh malam penghakiman ini.

Salam sepak bola!

HARDIMEN KOTO

Berita lain:
Komnas HAM Akan Jemput Paksa Kivlan Zen, TNI Cuek
Pesan-Pesan Pro-Prabowo Menyusup di Facebook Tempo
Hindari Cuci Daging Ayam Sebelum Dimasak
Akan Ditutup, Pasukan Bintang Merah Kepung Dolly
Berjemur Telanjang, Wanita Ini Sebabkan Kemacetan
PKS: Mungkin Saja Suara Kami Bocor ke Jokowi

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mantan Gelandang Jerman Mesut Ozil Umumkan Pensiun dari Sepak Bola

22 Maret 2023

Mesut Ozil. REUTERS/Kenan Asyali
Mantan Gelandang Jerman Mesut Ozil Umumkan Pensiun dari Sepak Bola

Mesut Ozil pensiun dari timnas Jerman pada 2018 di tengah debat politik tentang imigran.


Mantan Gelandang Real Madrid dan Juventus Sami Khedira Pensiun

20 Mei 2021

Juventus mendapatkan Sami Khedira secara gratis setelah kontraknya tidak diperpanjang oleh Real Madrid pada 2015. Hingga saat ini Khedira tetap jadi andalan di lini tengah Juventus. Instagram/@sami_khedira6
Mantan Gelandang Real Madrid dan Juventus Sami Khedira Pensiun

Sami Khedira mengundurkan diri sebagai pesepakbola profesional. Cedera membuat dia harus menyerah di usia 34 tahun.


Piala Dunia 2022 Digelar di Qatar: 6 Hal yang Penting Diketahui

17 Juli 2018

Kiper sekaligus kapten Prancis, Hugo Lloris, memegang trofi Piala Dunia saat pesta penyambutan di Istana Presiden Elysee, Paris, 16 Juli 2018. (Ludovic Marin/Pool Photo via AP)
Piala Dunia 2022 Digelar di Qatar: 6 Hal yang Penting Diketahui

Piala Dunia 2018 sudah berakhir dan yang selanjutnya akan digelar di Qatar pada 2022.


Laporan Tempo dari Rusia: Angkutan Kota Andalan Meliput

7 Juli 2018

Laporan Tempo dari Rusia.
Laporan Tempo dari Rusia: Angkutan Kota Andalan Meliput

Selama meliput perhelatan Piala Dunia 2018, angkutan publik bisa jadi andalan.


Perempat Final Piala Dunia 2018: Jalan Penebusan Suarez

6 Juli 2018

Pemain timnas Uruguay, Diego Godin menggendong Luis Suarez saat merayakan kemenangan mereka seusai laga babak 16 besar Piala Dunia 2018 melawan Portugal di Fisht Stadium, Rusia, Sabtu, 30 Juni 2018. Uruguay sukses mengalahkan Portugal 2-1. REUTERS/Murad Sezer
Perempat Final Piala Dunia 2018: Jalan Penebusan Suarez

Luis Suarez yang kini lebih tenang akan menjadi mentor buat rekannya di tim Uruguay melawan Prancis di perempat final Piala Dunia 2018, Jumat ini.


Piala Dunia 2018: Uruguay dan Rusia Lolos ke Babak 16 Besar

21 Juni 2018

Luis Suarez saat berlatih bersama Timnas Uruguay. (AP Photo/Matilde Campodonico)
Piala Dunia 2018: Uruguay dan Rusia Lolos ke Babak 16 Besar

Timnas Uruguay lolos ke babak 16 besar setelah mengalahkan Arab Saudi 1-0 dalam laga Grup A Piala Dunia 2018.


Piala Dunia 2018: Luis Suarez Cetak Gol, Uruguay 1-0 Arab Saudi

20 Juni 2018

Aksi pemain timnas Uruguay, Luis Suarez mengontrol bola saat dihadang pemain timnas Mesir, Ahmed Fathy dalam laga babak penyisihan grup A Piala Dunia 2018 di Ekaterinburg Arena, Rusia, Jumat, 15 Juni 2018. REUTERS
Piala Dunia 2018: Luis Suarez Cetak Gol, Uruguay 1-0 Arab Saudi

Uruguay membenamkan Arab Saudi 1-0 melalui gol Luis Suarez dalam laga Piala Dunia 2018 grup A di Rostov, Rabu 20 Juni.


Piala Dunia 2018: Uruguay, Sepak Bola, dan El Maestro

20 Juni 2018

Oscar Washington Tabarez Silva
Piala Dunia 2018: Uruguay, Sepak Bola, dan El Maestro

Pelatih Oscar Tabarez diyakini suporter Uruguay akan mengembalikan kejayaan tim mereka di Piala Dunia 2018.


Piala Dunia 2018: Uruguay vs Arab Saudi, Suarez Butuh Dukungan

20 Juni 2018

Aksi pemain timnas Uruguay, Luis Suarez mengontrol bola saat dihadang pemain timnas Mesir, Ahmed Fathy dalam laga babak penyisihan grup A Piala Dunia 2018 di Ekaterinburg Arena, Rusia, Jumat, 15 Juni 2018. REUTERS
Piala Dunia 2018: Uruguay vs Arab Saudi, Suarez Butuh Dukungan

Luis Suarez butuh dukungan untuk bisa bermain bagus membela Uruguay melawan Arab Saudi pada laga Piala Dunia 2018, Rabu malam ini.


Piala Dunia 2018: Denmark Kalahkan Peru, Kasper Schmeichel Dipuji

17 Juni 2018

Ekspresi kiper Leicester, Kasper Schmeichel, dalam pertandingan Liga Inggris melawan Aston Villa di Stadion Villa Park, 16 Januari 2016. Reuters / Darren Staples
Piala Dunia 2018: Denmark Kalahkan Peru, Kasper Schmeichel Dipuji

Kasper Schmeichel mendapat pujian dari Denmark mengalahkan Peru dalam Piala Dunia 2018.