Gol itu mirip dengan blunder kiper Inggris Robert Green kemarin. Bola tendangan Koren mengarah ke sudut kiri gawang Aljazair, yang masih dalam jangkauan kiper Faouzi Chaouchi. Namun bola lolos dari celah antara tangan dan kepala sang kiper.
Ini adalah kali kedua Slovenia, negara berpenduduk 6 juta itu ikut serta di Piala Dunia. Namun di Korea-Jepang pada 2002, mereka gagal mencetak gol di tiga pertandingan.
Pertandingan di Stadion Peter Mokaba di Polokwane awalnya berlangsung membosankan dan minim peluang gol. Pada babak kedua pelatih Slovenia, Majtaz Kek, mengubah taktik yang tadinya mengandalkan bola panjang jadi umpan pendek mendatar. Koren, yang bermain di klub Inggris West Bromwich Albion, berperan sentral di lini tengah.
Taktik ini berbuah manis. Slovenia menguasai permainan dan memiliki lebih banyak peluang menjebol gawang dengan 10 kali percobaan. Jauh di atas Algeria yang cuma 6 kali.
Pertahanan Slovenia sulit ditembus. Aljazair hanya mampu mengandalkan umpan jauh. Itu pun dipatahkan dengan mudah oleh bek bertinggi 190 sentimeter, Botsjan Cesar. Frustasi, penyerang Abdelkader Ghezzal dengan sengaja merentangkan tangannya karena gagal menyambut umpan lambung di menit 73. Wasit menghadiahinya kartu kuning kedua dan berakibat Aljazair harus meneruskan sisa pertandingan dengan 10 pemain.
Robert Koren, yang sudah 47 kali membela negaranya dan mencetak 5 gol, terpilih jadi pemain terbaik di pertandingan malam ini. Kemenangan menempatkan Slovenia, negara terkecil yang ikut Piala Dunia dengan 6 juta penduduk, sebagai pemuncak Grup C. Di atas Amerika Serikat, Inggris, dan juru kunci Aljazair.
FIFA | REZA M