Mereka mengaku berang terhadap Yade yang mengkritik skuad Les Bleus lantaran memilih sebuah hotel mewah sebagai base camp selama Piala Dunia 2010. Yade menuding skuad Raymond Domenech tak punya 'sense of crisis'.
Para pemain Prancis mendapat sambutan meriah dalam kunjungan ke kota kecil Dam se Bos di Knysna. Tapi, mereka kembali ke hotel sejam sebelum Yade tiba di sana.
Situasi ini sangat kontras dengan pemandangan yang berlaku di kubu Denmark. Para anggota skuad Dinamit tampak hangat menyambut kunjungan dari perwakilan pemerintah Denmark dalam acar serupa pekan lalu.
“Barangkali parapemain Denmark berhubungan baik dengan pihak pemerintah, tapi itu tak berlaku bagi kami. Anda harus mempertimbangkan itu,” kata bek kiri Eric Abidal.
Pemain Barcelona ini menambahkan: “Kami datang ke sana (Dam se Bos) bukan untuk bertemu dengan Rama Yade, tapi walikota dan anak-anak di kota itu, untuk melihat bagaimana kehidupan mereka dan untuk memperkaya budya kami.”
Yade sendiri berusaha meredam isu perselisihannya skuad Les Bleus. Tapi, ia juga tak menunjukkan niat untuk berdamai.
“Saya datang ke sini bukan untuk memperbesar kontroversi. Saya datang ke sini untuk membangun sebuah program kemanusiaan. Saya tak tahu apakah saya akan menemui mereka (para pemain). Mereka pemain profesional yang tengah mempersiapkan diri (untuk bertandingan),” kilah Yade.
Pelatih Domenech tak mengomentari pernyataan Yade, tapi Abidal bilang kemarahan para pemain telah dijelaskan kepada sang menteri.
Ketegangan para pemain Prancis dengan Yade mencuat sejak ia melontarkan kritik terhadap fasilitas mewah yang dinikmati Abidal dan kawan-kawan selama di Afrika Selatan.
“Secara pribadi, saya tak akan memilih hotel ini,” kata Yade dalam sebuah wawancara radio.
Yade kemudian menuntut otoritas sepakbola Prancis untuk menunjukkan kesederhanaan di tengah krisis ekonomi global seperti sekarang. Ia merujuk pada timnas Spanyol yang memilih tinggal di sebuah kampus meski mereka dijanjikan bonus yang jauh lebih besar daripada Prancis jika jadi juara.
“Jika Prancis melangkah jauh, pilhan base camp dengan fasilitas latihan terbaik akan terlihat bijak, tapi jika tidak, otoritas sepakbola Prancis harus memberikan penjelasan,” kata Yade.
Ada kesan, Yade meragukan Prancis bakal sukses di Afrika Selatan dan keraguannya mulai terbukti setelah Tim Ayam Jantan itu hanya bermain imbang 0-0 dengan Uruguay di laga pertama Grup A Jumat lalu.
AP | A.RIJAL