Di Afrika Selatan ini label tersebut dilekatkan pada Group G yang berisi juara dunia lima kali Brasil, semifinalis Piala Dunia 2006, Portugal; superpower Afrika, Pantai Gading; dan tim misterius, Korea Utara.
Persaingan di Grup Neraka di Piala Dunia kali ini akan dimulai di Nelson Mandela Bay Stadium, Selasa (15/6), saat Portugal, yang menduduki posisi 3 Besar dalam ranking FIFA, berhadapan dengan raksasa Afrika, Pantai Gading.
"Media telah menyebut grup ini sebagai 'Grup Neraka'. Tanpa mengurangi rasa hormat terhadap Korea Utara, ada tiga tim dalam grup ini yang bersaing memperebutkan posisi dua teratas. Tak peduli apakah ketiga tim tersebut menunjukkan permainan terbaik di dunia, hanya dua dari mereka yang akan lolos," ujar pelatih Portugal, Carlos Queiroz, dalam jumpa pers, Senin (14/6).
Istilah Grup Neraka pertama kali muncul di Piala Dunia 1970 di Meksiko. Ketika itu, para jurnalis tuan rumah menyebut Grup 3 yang berisi juara bertahan Inggris, tim favorit Brasil (yang kemudian jadi juara), runner-up Piala Dunia 1962 Cekoslowakia, dan Rumania, sebagai 'Grupo de la Muerte'.
Istilah itu muncul lagi di Piala Dunia 1982 di Spanyol. Di sini, label Grup Neraka ditempelkan para Grup C di putaran kedua yang terdiri dari juara bertahan Argentina, Italia dan Brasil. Hanya satu dari ketiga tim itu yang lolos ke semifinal yaitu Italia yang akhirnya keluar sebagai juara.
Pada Piala Dunia 1986, sebutan Grup Neraka berlaku buat Grup E yang diisi oleh Uruguay, Jerman Barat, Denmark dan Skotlandia.
Saat itu para pemain Uruguay mendapat banyak kritikan lantaran permainan keras mereka dalam pertandingan menentukan di mana mereka menyingkirkan Skotlandia.
Pelatih Uruguay saat itu, Omar Borras, mendapat kartu merah dan di akhir pertandingan ia menjawab pertanyaan para wartawan: "Grup Kematian? Ya, ada seorang pembunuh di tengah lapangan hari ini. Wasit!"
Beberapa pelatih lainnya juga punya penjelasan tersendiri tentang Grup Neraka.
Pada Piala Dunia 1998 di Prancis, pelatih Spanyol saat itu, Javier Clemente, mengomentari hasil undian yang memasukkan timnya ke dalam grup yang sama dengan Nigeria, Paraguay dan Bulgaria.
"Ini bukan Grup Kematian seperti yang dibilang sejumlah orang, ini Grup Serangan Jantung."
Kecemasan Clemente akhirnya jadi kenyataan karena Spanyol akhirnya gagal lolos ke babak berikutnya.
AP | A. RIJAL