Darah sepakbola dalam keluarga Weiss memang sangat kental.
Weiss yunior yang kini bermain di Manchester City merupakan salah satu pilihan utama sang ayah di lini tengah Slovakia. Pemain berusia 20 tahun ini merupakan generasi ketiga keluarga Weiss yang berlaga di turnamen internasional.
Sang ayah, Weiss senior, yang kini menjadi pelatih, pernah memperkuat Cekoslowakia pada Piala Dunia 1990.
Sementara ayah dari Weiss senior atau kakek dari Weiss yunior, yang juga bernama Vladimir dan kini berusia 71 tahun, pernah membantu Cekoslowakia merebut medali perak sepakbola di Olimpiade 1964 di Tokyo.
Dinasti termuda dalam keluarga Weiss ini, merupakan pemain kelima yang pernah dilatih ayah sendiri di Piala Dunia. Sang ayah yang berusia 45 tahun, tak menampik keputusannya memilih putranya sendiri dalam skuad Slovakia sangat rentan dengan tudingan nepotisme.
"Tentu saja tak mudah melatih anak sendiri, tapi itu hal yang indah," ujar Weiss senior, Senin (14/6), jelang debut Slovakia di Piala Dunia sebagai negera independen.
"Putra saya adalah anak yang cerdas yang bisa bermain sepakbola. Tak mudah baginya menghadapi situasi di mana pelatihnya adalah ayahnya sendiri, tapi saya percaya ia akan menunjukkan bahwa ia bisa membantu tim ini."
Sang pelatih punya kenangan manis saat berlaga sebagai pemain pada Piala Dunia 1990 di Italia di mana ia membantu Cekoslowakia lolos ke perempat final.
"Saya terkenang dengan pengalaman indah saya saat masuk ke stadion hari ini. Semua ini mengingatkan saya kepada Florence pada 1990, ini stadion yang hampir sama.”
Keluarga Weiss tengah mengikuti jejak pelatih Amerika Serikat, Bob Bradley, yang juga mengandalkan anaknya, Michael, di Afrika Selatan ini. Duet Weiss dan duet Bradley kini masuk dalam klub eksklusif ayah dan anak yang membela negara mereka sebagai pelatih dan pemain dalam Piala Dunia yang sama.
Sebelumnya, pelatih timnas Italia, Cesare Maldini, pernah mengandalkan anaknya yang legendaris, Paolo, pada Piala Dunia 1998 di Prancis.
Pelatih Kroasia, Zlatko Kranjcar, juga menjadikan anaknya, Niko, sebagai pilar tim asuhannya di Piala Dunia 2006 di Jerman. Pada turnamen yang sama, pelatih Serbia dan Montenegro, Ilja Petkovic, juga lebih memberikan prioritas kepada putranya, Dusan.
Tapi, berbeda dengan pasangan ayah anak lainnya, keputusan Petkovic saat itu kental dengan nuansa nepotisme.
AP | A. RIJAL