Drogba, yang mendapat cedera pada tanggannya sebelum turnamen digelar, masuk sebagai pemain pengganti di menit ke-66 dengan mengenakan pelindung yang terbuat dari plastik.
Tampilnya Drogba pada pertandingan itu dipermasalahkan oleh Queiroz. Ia menuding FIFA telah melanggar aturan yang mereka buat sendiri.
“Ini sedikit janggal karena ada aturan dan ragulasi. Sebagai contoh, para pemain tak boleh tampil dengan menggunakan gelang atau plester dan tiba-tiba seorang pemain yang tangannya patah diperbolehkan menggunakan pelindung yang bisa membahayakan para pemain Portugal.
“Solusi ini dibuat pada pertemuan FIFA dan mungkin saya tak mengetahuinya. Jadi, ketika mereka bilang keputusan wasit sudah final dan Drogba, seorang bintang sepakbola Afrika, boleh tampil, saya ingin tahu apakah aturan serupa berlaku bagi semua pemain.
“Jika kita tak boleh tampil memakai gelang dan seseorang seperti Drogba diperbolehkan, kenyataan ini sedikit janggal.”
Sebelumnya, seorang perwakilan FIFA telah menyatakan Drogba akan diizinkan mengenakan pelindung tangan jika dimainkan, setelah itu pelindung tersebut diperiksa dan disetujui oleh wasit dan perwakilan Portugal.
“Bukan Portugal yang memutuskan Drogba boleh bermain atau tidak, semua itu bergantung pada FIFA dan dalam pertemuan antar delegasi, perwakilan FIFA memutuskan bahwa keputusan wasit adalah final,” tegas Queiroz.
Terlepas dari pernyataan Queiroz, Drogba bukan pemain pertama yang berlaga di Piala Dunia dengan mengenakan pelindung.
Striker Inggris Gary Lineker pernah mengenakan alat serupa di Piala Dunia 1986 di Meksiko dan keluar sebagai top skorer dan pemain Belanda, Rene van der Kerkhof, mengenakannya pada final Piala Dunia 1978 di Argentina.
REUTERS | A. RIJAL