Korea Utara sempat menahan imbang Brasil tanpa gol di babak pertama sebelum Maicon memecah kebuntuan Selecao di awal babak kedua. Elano menggandakan keunggulan Brasil dengan golnya beberapa menit kemudian. Tapi Korea Utara pantang menyerah dan berhasil memperkecil ketertinggalan lewat gol Ji Yun-nam semenit menjelang laga usai. "Mood di ruang ganti baik-baik saja, kami tak kecewa (atas kekalahan ini) karena kami masih punya harapan," kata gelandang An Yong-hak.
"Kami tahu kami telah bermain dengan sangat baik melawan tim kuat seperti Brasil. Dan kami berkata kepada diri sendiri, 'mari kita terus seperti ini dalam dua laga berikutnya,'" Hak melanjutkan. "Portugal dan Pantai Gading akan jadi lawan yang tangguh, tapi kami akan melakukan yang lebih baik melawan mereka," ia menambahkan.
Sedangkan pelatih Kim Jong-hun mengaku sangat senang atas gol yang dibukukan Ji Yun-nam ke gawang Brasil. Ia terlihat tersenyum di pinggir lapangan saat pemainnya itu menaklukkan kiper Julio Cesar pada menit terakhir. "Sebagai pelatih, ketika salah seorang pemain saya mencetak gol melawan tim sekuat Brasil, itu sesuatu yang membuat saya sangat bahagia," kata sang pelatih.
"Target akhir kami adalah meraih kemenangan, tapi saya tetap senang karena, terlepas dari kekalahan ini, kami bermain baik dan berhasil mencetak satu gol. Saya sangat bangga kepada para pemain saya," Hun melanjutkan.
Adapun pelatih Brasil, Carlos Dunga, memuji efisiensi Brasil saat menaklukkan Korea Utara. Tapi ia menuntut lebih banyak gol. Samba tampak kesulitan menembus ketatnya pertahanan Korea Utara di babak pertama, tapi berhasil mencetak gol di babak kedua untuk memastikan kemenangan. "Semua ini tentang efisiensi," ujar Dunga, mantan gelandang petarung yang membangun Brasil dengan caranya sendiri, termasuk dengan hanya memasukkan empat penyerang dalam daftar 23 pemain yang diboyong ke Afrika Selatan. "Semua tim harus efisien dalam menyerang dan bertahan. Tanpa semua itu, kita tak akan bisa sampai ke mana pun," Dunga menambahkan.
Sejak ditangani Dunga, Brasil lebih sering meraih kemenangan dalam pertandingan saat ditekan oleh lawan. Semua itu berkat kehebatan individu para pemain. Mereka sangat bergantung pada serangan balik dan bola-bola mati untuk mencetak gol.
"Ketika kita berhadapan dengan tim yang menyerang, kita akan menciptakan lebih banyak ruang. Ketika mereka tertutup sepenuhnya, menjadi lebih sulit untuk bermain dengan serangan balik dan kita terpaksa terus menekan," kata Dunga.
Terlepas dari pujian terhadap efisiensi pasukannya, Dunga tak menampik anggapan bahwa Brasil masih harus meningkatkan permainannya. "Di awal pertandingan, kami mengalirkan bola dari satu sisi lapangan ke sisi lain. Saya puas atas kemenangan ini, tapi saya ingin lebih. Saya ingin kami mencetak lebih banyak gol." l REUTERS | A RIJAL | PRASETYO
Susunan Pemain
BRASIL: 1-Julio Cesar; 2-Maicon, 3-Lucio, 4-Juan, 6-Michel Bastos, 5-Felipe Melo (18-Ramires 84), 8-Gilberto Silva, 7-Elano (13-Dani Alves 73), 10-Kaka (21-Nilmar 78), 11-Robinho, 9-Luis Fabiano.
KOREA UTARA: 1-Ri Myong-guk; 5-Ri Kwang-chon, 2-Cha Jong-hyok, 13-Pak Chol-jin, 3-Ri Jun-il, 8-Ji Yun-nam, 11-Mun In-guk (6-Kim Kum-il 80), 17-An Yong-hak, 4-Pak Nam-chol, 10-Hong Yong-jo, 9-Jong Tae-se.
Wasit: Viktor Kassai (Hungaria)