Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Gelombang Warisan Cha  

image-gnews
Park Ji sung. REUTERS/Howard Burditt
Park Ji sung. REUTERS/Howard Burditt
Iklan
TEMPO Interaktif, Tak ada lagi "bandul" di kaki para pemain Korea Selatan. Bermain lepas, tanpa beban, Taegeuk Jeonsa (Pasukan Taegeuk) menundukkan juara Piala Eropa 2004, Yunani, 2-0 pada laga perdana Grup B Piala Dunia 2010, Sabtu lalu. Hong Myung-bo dan Cha Bum-kun, dua pemain Negeri Ginseng, tersenyum puas menyaksikan penampilan adik-adik mereka.

"Di masa lalu, kami selalu grogi saat memasuki lapangan," kata Hong, mantan kapten tim yang masih tercatat sebagai pemain tersering memperkuat Korea Selatan sepanjang sejarah, 136 kali. "Setelah itu, semua pemain kami terbeku di posisi masing-masing sehingga membuat kami tak tahu harus ke mana mengumpan bola."

Rekan segenerasinya, Cha, mengiyakan. "Saat saya bermain di Piala Dunia, suasana di ruang ganti terasa senyap menjelang pertandingan," ujar mantan striker yang menjadi pencetak gol terbanyak negaranya sampai sekarang, 55 gol, itu. "Bila semua orang grogi, kami merasa tak baik untuk berbicara satu dengan yang lain karena bisa menimbulkan kemarahan."

Menurut Park Ji-sung, kapten tim yang menjadi pencetak gol kedua ke gawang Yunani, mentalitas mereka meningkat karena kian banyak pemain Korea bermain di Eropa. Dalam tim asuhan Huh Jung-moo sekarang, terdapat enam pemain yang masih merumput di klub-klub Eropa dan minimal empat yang lain pernah bermain di Eropa.

"Secara teknik, pemain Asia tak kalah oleh pemain Eropa," kata gelandang andalan Manchester United di Liga Inggris itu. "Yang membedakannya, kami (pemain Asia, termasuk Korea) tak terbiasa berlaga di kompetisi tingkat tinggi. Semakin banyak pemain Asia bermain di Eropa akan meningkatkan kualitas sepak bola Asia."

Lolos ke Piala Dunia pada lima kali kesempatan pertama (1954, 1986, 1990, 1994, dan 1998), Korea Selatan baru mampu menorehkan poin penuh perdana saat menjadi tuan rumah pada 2002, yaitu dengan menundukkan Polandia 2-0 pada laga pertama sebelum mengakhiri turnamen sebagai semifinalis. Empat tahun lalu di Jerman, Korea Selatan juga sukses mengantongi poin penuh pada laga pertama, menekuk Togo 2-1.

Tren positif itu berlanjut di Afrika Selatan.

Cha Bum-kun. Lelaki berusia 57 tahun ini sangat dihormati di Korea Selatan, juga di Jerman. Dialah perintis jalan bagi pemain-pemain Korea di Eropa. Orang Jerman menjulukinya Cha Boom, Cha Si Pengebom. Penyerang bertinggi badan 179 sentimeter ini adalah pemain Korea pertama di Bundesliga: SV Darmstadt (1978/1979), Eintracht Frankfurt (1979-1983), dan Bayer Leverkusen (1983/1989).

Leverkusen zaman Cha bukanlah Leverkusen yang sekarang. Leverkusen menjadi klub yang disegani salah satunya berkat Cha. Dia membawa Leverkusen menjadi juara Piala UEFA 1987/1988, mengulang prestasinya bersama Frankfurt pada 1979/1980. Sampai sekarang Cha masih tercatat sebagai satu-satunya pemain Liga Jerman yang meraih dua kali Piala UEFA bersama dua klub yang berbeda.

Saat itu Cha menjadi pemain bergaji tertinggi ketiga di Jerman. Dia mengoleksi 52 gol dalam 185 laga untuk Leverkusen. Reputasinya membuat Cha diwaspadai musuh-musuh Korea Selatan pada Piala Dunia 1986 di Meksiko dan menjadikan dia tak mampu mencetak gol.

Meski kariernya tak segemerlap Cha, karier Huh Jung-moo juga harus disebut. Gelandang pekerja keras ini pernah memperkuat PSV Eindhoven di Liga Belanda (1980-1983) pada era yang sezaman dengan Cha. Huh memperkuat PSV 77 kali dan mencetak 15 gol, cukup produktif untuk seorang gelandang. Julukannya Jindo, jenis anjing Korea.

Setelah itu seperti ada era yang terputus dari generasi Cha dan Huh dengan generasi selanjutnya. Pemain Korea Selatan muncul lagi pada akhir 1990-an dan awal 2000-an. Sayangnya, generasi yang ini tak terlalu cemerlang. Ahn Jung-hwan, misalnya, lebih banyak duduk di bangku cadangan Perugia. Lee Dong-guk cuma berkiprah sebentar bersama Werder Bremen, Jerman, pada 2001.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Gelombang Ginseng" di Eropa baru datang setelah sukses negeri itu menembus semifinal Piala Dunia 2002. Para pemain Korea menjadi magnet baru bagi klub-klub Benua Biru. Tokoh utamanya adalah Park Ji-sung, yang tak terlalu cemerlang bersama PSV Eindhoven tapi menjadi bintang di Manchester United.

Era Park belum berakhir, generasi baru tumbuh lagi. Sebelumnya klub-klub Eropa hanya mengambil pemain Korea Selatan yang sudah matang, sekarang mereka juga mengincar pemain-pemain muda. Di Afrika Selatan, generasi terbaru itu berkiprah: Park Chu-young (25 tahun, AS Monaco), Lee Chung-yong (22, Bolton Wanderers), dan Ki Sung-yueng (21, Glasgow Celtic).

 *****

Cha Bum-kun pernah menjadi pelatih tim nasional sebelum dipecat pada 1997. Setelah itu Taegeuk Jeonsa ditangani berganti-ganti--empat pelatih asal Belanda, satu orang asal Portugal, dan beberapa kali pelatih caretaker asal negeri sendiri. Sampai akhirnya tiba giliran Huh Jung-moo tiga tahun lalu.

Diego Maradona punya pengalaman buruk dengan Huh. Pada laga perdana Piala Dunia 1986 di Meksiko, Huh menjaga bintang Argentina itu dengan cara apa pun sepanjang 90 menit: menjegal, menyikut, menendang. Maradona tak mampu mencetak gol meski masih bisa membuat tiga assist yang menghasilkan kemenangan 3-1 untuk Argentina. Di akhir turnamen, Tim Tango menjadi juara.

Setelah lewat lebih dari dua dekade, keduanya masih mengingat pertemuan "mengesankan" itu. "Pada 1986, kesebelasan Korea memainkan taekwondo menghadapi kami, bukan sepak bola, saya ingat betul Huh," kata Maradona, yang kini berusia 49 tahun. Sebaliknya, Huh, 55 tahun, berucap, "Jika sekarang saya harus bermain melawan Maradona dan tim Argentina lagi, saya akan melakukan hal yang sama. Saya akan menghentikan mereka, saya akan bertarung."

Malam nanti di Johannesburg, keduanya bertarung lagi dalam kapasitas sebagai pelatih negara masing-masing. Huh mungkin akan menugasi Park, pemain bernapas kuda yang "memiliki tiga paru-paru", untuk menghentikan Lionel Messi, si titisan Maradona. l ANDY MARHAENDRA

===========
GLOSOCCERY
============
PLAYMAKER: pemain yang mengatur irama permainan timnya. Karena fungsinya vital, seorang playmaker jamaknya dipegang oleh pemain dengan kemampuan individu di atas rata-rata. Meski begitu, yang lebih diperlukan dari seorang playmaker adalah visinya dalam membaca permainan lawan dan menentukan arah serangan timnya. Biasanya pemain berjenis ini mengenakan nomor punggung 10.

Bila satu tim memiliki lebih dari satu pemain berkelas dan bertipe playmaker, biasanya pelatih meminggirkan salah satu dari mereka: bisa dengan mendudukkan di bangku cadangan atau diberi peran yang lain.

 

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mantan Gelandang Jerman Mesut Ozil Umumkan Pensiun dari Sepak Bola

22 Maret 2023

Mesut Ozil. REUTERS/Kenan Asyali
Mantan Gelandang Jerman Mesut Ozil Umumkan Pensiun dari Sepak Bola

Mesut Ozil pensiun dari timnas Jerman pada 2018 di tengah debat politik tentang imigran.


Mantan Gelandang Real Madrid dan Juventus Sami Khedira Pensiun

20 Mei 2021

Juventus mendapatkan Sami Khedira secara gratis setelah kontraknya tidak diperpanjang oleh Real Madrid pada 2015. Hingga saat ini Khedira tetap jadi andalan di lini tengah Juventus. Instagram/@sami_khedira6
Mantan Gelandang Real Madrid dan Juventus Sami Khedira Pensiun

Sami Khedira mengundurkan diri sebagai pesepakbola profesional. Cedera membuat dia harus menyerah di usia 34 tahun.


Piala Dunia 2022 Digelar di Qatar: 6 Hal yang Penting Diketahui

17 Juli 2018

Kiper sekaligus kapten Prancis, Hugo Lloris, memegang trofi Piala Dunia saat pesta penyambutan di Istana Presiden Elysee, Paris, 16 Juli 2018. (Ludovic Marin/Pool Photo via AP)
Piala Dunia 2022 Digelar di Qatar: 6 Hal yang Penting Diketahui

Piala Dunia 2018 sudah berakhir dan yang selanjutnya akan digelar di Qatar pada 2022.


Laporan Tempo dari Rusia: Angkutan Kota Andalan Meliput

7 Juli 2018

Laporan Tempo dari Rusia.
Laporan Tempo dari Rusia: Angkutan Kota Andalan Meliput

Selama meliput perhelatan Piala Dunia 2018, angkutan publik bisa jadi andalan.


Piala Dunia 2018: Denmark Kalahkan Peru, Kasper Schmeichel Dipuji

17 Juni 2018

Ekspresi kiper Leicester, Kasper Schmeichel, dalam pertandingan Liga Inggris melawan Aston Villa di Stadion Villa Park, 16 Januari 2016. Reuters / Darren Staples
Piala Dunia 2018: Denmark Kalahkan Peru, Kasper Schmeichel Dipuji

Kasper Schmeichel mendapat pujian dari Denmark mengalahkan Peru dalam Piala Dunia 2018.


3 Negara Ini Ajukan Jadi Tuan Rumah Bersama Piala Dunia 2026

11 April 2017

Ilustrasi sepak bola. Benevolat.org
3 Negara Ini Ajukan Jadi Tuan Rumah Bersama Piala Dunia 2026

Amerika Serikat, Meksiko, dan Kanada mengajukan penawaran bersama untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2026.


Real Madrid Melaju ke Final Piala Dunia Antar Klub

15 Desember 2016

Striker klub Real Madrid, Cristiano Ronaldo membawa bola saat ikuti sesi latihan bersama rekan setimnya di Yokohama, Jepang, 14 Desember 2016. REUTERS
Real Madrid Melaju ke Final Piala Dunia Antar Klub

Real Madrid berhasil menundukan Club America pada semifinal Piala Dunia Antar Klub dengan skor 2-0. Karim Benzema dan Cristiano Ronaldo jadi pahlawan.


River Plate Melaju ke Final Piala Dunia Antar Klub

16 Desember 2015

FIFA (Federation Internationale de Football Association). (logos.wikia.com)
River Plate Melaju ke Final Piala Dunia Antar Klub

River Plate akan menantang pemenang laga antara Barcelona vs Guangzhou Evergrande di babak final. Laga itu akan berlangsung besok.


Kolombia: Tanpa Suarez, Uruguay Tetap Berbahaya

14 Oktober 2015

Reaksi pemain Uruguay, Luis Suarez, setelah gagal mencetak gol  dalam pertandingan persahabatan melawan Kosta Rika di Montevideo, Uruguay, 13 November 2014. Uruguay kalah lewat adu penalti 6-7. AP/Matilde Campodonico
Kolombia: Tanpa Suarez, Uruguay Tetap Berbahaya

Penyerang andalan Uruguay Luis Suarez masih menjalani larangan
pertandingan karena menggigit Giorgia Chiellini pada Piala
Dunia 2014.


Messi Pinjamkan Nomor Punggungnya untuk Aguero

8 Oktober 2015

Lionel Messi (kiri) dan Sergio Aguero melakukan peregangan jelang pertandingan melawan Belanda pada semifinal piala dunia di Brazil, 8 Juli 2014. REUTERS/Dylan Martinez
Messi Pinjamkan Nomor Punggungnya untuk Aguero

Aguero senang dengan tawaran Messi agar ia mengenakan kaus dengan nomor 10.