TEMPO Interaktif, Johannesburg - Membanjirnya suporter sepak bola ke Afrika Selatan, tak membuat para pelacur banjir rejeki. Pekerja seks di Johannesburg mengaku kesulitan mendapatkan pelanggan karena perhatian semua orang lebih terpusat pada sepak bola dan hotel-hotel pun banyak yang menolak mereka masuk.
Harian Saturday Star melaporkan bahwa semula ada 40 ribu pekerja seks baru yang akan didatangkan dari luar negeri menyambut Piala Dunia. Tapi kini bisnis syahwat itu justu malah menurun selama turnamen
Banyak klub malam yang semula menjadwalkan show khusus berisi tarian striptease, memilih membatalkan acaranya. "Para suporter lebih tertarik untuk menikmati sepak bola. Saya memilih menunda show hingga Piala Dunia usai," kata seorang pemilik klub.
Para pelacur juga mengalami kesulitan karena hotel-hotel kini membatasi akses mereka untuk masuk ke dalam hotel. Hal itu terkait kejadian Piala Konfederasi lalu saat tim Mesir kamalingn di Hotel di Illovo. Pencuri itu disebut-sebut melibatkan pelacur.
Sejak itu pihak hotel sangat ketat dalam memberi akses masuk pada wanita panggilan. "Petugas kemanan hotel telah membuat kami sulit," kata seorang WTS pada Saturday Star. Ia mengaku mendapat panggilan dari klien Meksiko di sebuah hotel dan tak bisa masuk karena tak diijinkan pihak kemanan.
Di Jalan Oxford, Illovo, dan Santon yang biasa jadi tempat mangkal wanita penjaja seks juga tampak sepi. Hanya terlihat sekitar 10 wanita menanti pelanggan. Malam yang bersuhu hingga minus 1 derajat celcius juga diperkirakan jadi penyebabnya.
"Saya biasanya mendapat 4.500 rand sebulan dan selama Piala Dunia ini berharap bisa mengumpulkan 15 ribu rand. Tapi nyatanya sepi," kata Natalie seorang pelacur.
Nurdin saleh