TEMPO Interaktif, PRETORIA - Senyum tidak pernah lepas dari bibir pelatih Argentina, Diego Armando Maradona. Pada saat pelatih lain, seperti Marcello Lippi dan Fabio Capello, uring-uringan karena rentetan hasil buruk, dia berbeda 180 derajat. Di pusat pelatihan Argentina di Universitas Pretoria, canda, yang kadang diselingi kata-kata kotor, selalu merebak. "Everything is OK," ujar Maradona kepada pers.
Dia sedang menikmati kebebasan. Timnya sudah mengantongi tiket ke babak knock-out, yang dipanen dari kemenangan 1-0 atas Nigeria dan 4-1 atas Korea Selatan. Menghadapi Yunani dalam pertandingan terakhir Grup B, dia bebas memilih skuadnya.
Bermain di empat Piala Dunia, si Tangan Tuhan tahu benar turnamen sepak bola terakbar ini lebih mirip lari maraton ketimbang sprint. Setiap tim harus melakoni tujuh laga keras untuk bisa merebut trofi yang terbuat dari emas 18 karat dan berat 4,9 kilogram itu. Dengan masa turnamen satu bulan, artinya satu tim bermain hampir dua kali sepekan. Faktor kebugaran sangat dibutuhkan.
Untuk menjaga kebugaran tim, Maradona ada kemungkinan akan merotasi skuadnya. Dia sudah mempersiapkan hal itu. Di Universitas Pretoria, Albiceleste berlatih dengan tujuh wajah yang berbeda skuad yang mengalahkan Korea Selatan. Lini depan tidak lagi diisi Carlos Tevez dan Gonzalo Higuain, pencetak hat trick pertama di Afrika Selatan, digantikan Sergio Aguero dan Diego Milito.
Kun, panggilan Aguero, bermain apik ketika masuk sebagai pengganti saat melawan Korea Selatan. Kecepatan lari dan dribble-nya mengobrak-abrik pertahanan lawan. Menantu Maradona, ini juga memberi umpan matang sehingga Higuain bisa dengan mudah mencetak gol ketiganya. Milito yang membawa Inter menjuarai Liga Italia dan Liga Champions Eropa belum pernah dimainkan Maradona di Piala Dunia ini. Penyerang veteran Martin Palermo, 35 tahun, juga bisa muncul dari bangku cadangan saat melawan Yunani nanti.
Mereka disokong oleh--siapa lagi selain--Lionel Messi. Pemain terbaik dunia ini merupakan pilihan utama sang pelatih, yang tidak tergantikan. Maradona's Untouchables lainnya adalah gelandang gaek Juan Veron dan kapten Javier Mascherano. "Saat latihan, Diego (Maradona) bilang akan memasang saya bersama Leo (Messi)," ujar Kun.
Menurut Kun, dia dan Messi memiliki saling pengertian karena sering main bersama. Aguero dan Messi adalah duo penyerang Argentina saat memenangi Piala Dunia U-20 di Belanda, 2005. Messi merupakan roh serangan Albiceleste, namun belum mencetak skor di Piala Dunia. "Yang penting saya dapat kesempatan di depan gawang, nanti juga akan masuk," katanya.
Namun, ada kemungkinan The Untouchables tidak main penuh untuk menjaga fisik. Messi baru menjalani lebih dari 60 laga bersama Barcelona setahun terakhir, Veron baru sembuh dari cedera di pertandingan perdana. Mascherano sudah mengantongi kartu kuning. Bakal jadi kerugian besar jika sang kapten harus absen di babak 16 besar akibat kartu kuning tambahan melawan Yunani.
Di lini belakang, bek kanan Jonas Gutierrez dipastikan absen akibat akumulasi kartu kuning. Dia akan digantikan Ariel Garce, yang bermain di klub lokal Colon. Bek AS Roma, Nicolas Burdisso, juga akan menempati posisi Walter Samuel yang cedera betis kiri.
Siapa pun pemainnya, Maradona akan tetap menyerang. "Argentina adalah tim yang pemainnya selalu bergerak ke depan," kata Tevez. Menurut Tevez, sepanjang latihan, pelatih menginstruksikan pemain untuk terus menyerang dan menekan lawan. "Kami harus menunjukkan kelas kami," katanya.
Kemenangan akan memastikan raksasa Amerika Latin ini tampil sebagai jawara grup, yang memiliki keuntungan terhindar dari tim terkuat grup lain di babak sistem gugur. Keuntungan lain adalah menjaga momentum dan moral pemain. Argentina merupakan tim pertama yang memastikan langkah ke 16 besar dan bermain paling meyakinkan. "Sejauh ini semua berjalan baik, saya sangat bahagia di Piala Dunia ini," kata Maradona. FIFA | REZA MU
Argentina 4-3-1-2 -
Kiper : 22-Romero
Belakang: 12-Garce, 2-Demichelis, 4-Burdisso, 6-Heinze
Tengah : 8-Veron, 14-Mascherano, 20-Rodriguez
Penyerang Lubang: 10-Messi
Depan : 19-Milito, 16-Aguero
Yunani 4-5-1
Kiper: 12-Tzorvas
Belakang: 11-Vyntra, 2-Seitaridis, 16-Kyrgiakos, 15-Torosidis
Tengah: 8-Papadopoulos, 6-Tziolis, 10-Karagounis, 23-Prittas, 18-Ninis
Depan: 17-Gekas
Kenangan Maradona dan Harpaan Rehhagel
Pertandingan versus Yunani di Polokwane yang dingin nanti akan membawa kenangan tersendiri bagi Maradona. Di Piala Dunia 1994, Argentina menang telak 4-0 atas Yunani berkat hattrick Gabriel Batistuta. Maradona juga menyumbang satu gol. Itu jadi rangkaian pertandingan terakhir Maradona bagi negaranya. Dia diusir pulang karena kedapatan menggunakan doping. Ditinggal sang dewa, Argentina langsung keok.
Pelatih Yunani Otto Rehhagel mengatakan timnya menghadapi waktu sulit sulit saat menghadapi Argentina. "Mereka tim kelas dunia, jelas jauh lebih kuat dari kami," ujarnya. Walapun tidak diunggulkan, dia memerintahkan anak buahnya untuk memberikan yang terbaik bagi Yunani, yang sedang dilanda krisis ekonomi itu.
Gelandang Saki Prittas mengatakan, seperti biasa, Pasukan Negeri Dewa akan menumpuk pemain di lini belakang. "Kami harus bertahan sebaik mungkin selama 90 menit, dan berharap bisa mengejutkan mereka dengan sebuah gol," ujarnya.
Menurut Prittas, kekuatan utama Argentina ada di lini depan. Namun lini belakang mereka lemah. "Bukannya saya mengatakan mereka tidak bermain baik, hanya saja kualitasnya timpang ketimbang penyerang," katanya.
Yunani, peringkat 13 dunia yang mengantongi 3 poin, masih memiliki kesempatan lolos dari Grup F. Namun mereka harus mengalahkan Argentina, peringkat 7, dan berharap Korea Selatan, yang menghantam mereka 2-1 di laga pertama, takluk oleh Nigeria. Yunani memiliki kemungkinan tampil sebagai jawara Grup B. Hanya saja syaratnya berat: menang dengan selisih lebih dari 3 gol melawan Argentina dan Nigeria menang besar atas Korea Selatan. FIFA | REZA M