TEMPO Interaktif, Pada akhirnya bocah-bocah lelaki Afrika Selatan berhasil mengusir Ayam Jantan, yang tak lagi berkokok, keluar dari padang rumput kembali ke kampung halamannya di Prancis. Les Bleus, yang berada di urutan buncit Grup A, Selasa lalu terpental dari laga Piala Dunia 2010 setelah dipaksa menyerah 2-1 oleh tuan rumah Afrika Selatan.
Presiden Federasi Sepak Bola Prancis Jean-Pierre Escalettes cuma bisa mengurut dada. "Saya benar-benar sedih," ujarnya. Maklumlah, Prancis ditahan imbang Uruguay 0-0 dan kalah 2-0 oleh Meksiko. Namun bukan kekalahan itu yang bikin Escalettes benar-benar jengkel, melainkan aksi boikot latihan para pemainnya.
"Ini benar-benar aib buat negara," kata Escalettes. "Nilai-nilai yang telah ditata selama 50 tahun hancur begitu saja." Alhasil, Escalettes mewanti-wanti, federasi akan meminta pertanggungjawaban tim setiba mereka di Paris. "Kemungkinannya bisa saja akan ada sanksi," katanya. Belum juga punggawa tim sampai, sanksi sudah keluar.
Tim Prancis, yang tiba di Cape Town dengan penerbangan kelas satu memakai Airbus A380, pulang menggunakan pesawat kelas ekonomi. Media massa Prancis pun tak kalah reaksinya. Harian L'Equipe membuat headline: Perjalanan ke Neraka Terdalam. "Menyedihkan, konyol, dan memalukan...," tulis L'Equipe.
Sejatinya semua itu bermula dari kisruh di tubuh skuad negeri pusat mode dunia itu setelah pelatih Raymond Domenech, 58 tahun, terlibat adu mulut dengan striker Nicolas Anelka akibat kekalahan Prancis oleh Meksiko. Ujung-ujungnya, Anelka dipulangkan dari Afrika Selatan. Pengusiran itu bikin teman-teman Anelka ngambek dan mogok latihan.
Domenech pun naik pitam dan menyebut pemainnya bodoh. "Saya menghabiskan waktu selama 45 menit untuk meyakinkan pemain atas tindakan bodoh mereka," kata pelatih yang membawa Prancis ke Final Piala Dunia 2006 itu kepada pers. Domench, bekas pemain tim nasional pada 1973-1979, sudah lama disebut-sebut tak akur dengan anak asuhannya.
Itu sebabnya mengapa jauh-jauh hari tim ini tak kunjung punya "roh" dalam bermain. Lagi-lagi Domenech menanggapinya dengan keras. "Jika tidak paham, mereka akan saya tembak!" katanya. Domenech memang dikenal nyleneh. Gaya manajemen yang tak bisa ditebak dan seleksi tim yang tidak masuk akal.
Atlet badminton Prancis, Sebastian Vincent, yang mengaku penggemar bola, mafhum akan kelakuan Domenech. Karena itu, ia tak heran melihat tim nasional Prancis letoy di lapangan meski didukung pemain-pemain hebat. "Manajernya, Raymond Domenech, aneh," ujarnya. Domenech, misalnya, memilih pemain berdasarkan zodiak.
"Ada banyak pertimbangan untuk menyeleksi pemain, salah satunya astrologi," kata Domenech membantah anggapan bahwa pemilihan pemain timnas itu semata-mata berdasarkan zodiak. Sebelum ke Afrika, Domenech, yang berzodiak Aquarius, juga pernah mengaku tidak cocok dengan Robert Pires, bekas bintang Arsenal, lantaran berzodiak Scorpio. Nah, lho. Au voir Les "Miserables" Bleus.
l ANDREE PRIYANTO (PELBAGAI SUMBER)