Piala Dunia telah membuat perbedaan besar di Johannesburg. Setidaknya untuk sementara waktu. Malam minggu di sebagian kota ini kini lebih ramai, lebih meriah, dan lebih banyak uang beredar.
Sabtu malam lalu saya datang ke Mandela Square, di daerah Sandton yang merupakan pusat bisnis di Johannesburg, dengan agak pesimistis. Cerita yang saya dapat selama ini, toko-toko dan pusat belanja di kota ini sudah tutup pada pukul 19.00.
Ternyata di mal yang jadi salah satu ikon Kota Johannesburg--karena di salah satu lantainya yang terbuka ada patung raksasa Nelson Mandela--sudah mengubah diri untuk menyambut Piala Dunia. Mal itu memundurkan waktu tutup hingga pukul 21.00.
Malam itu sungguh meriah di sana. Pengunjung terus mengalir datang dan pergi. Saya bahkan hampir tak merasakan seperti sedang berada di Afrika Selatan. Selain warga kulit hitam dan putih, wajah India, melayu, serta Arab tampak banyak berlalu lalang. Wajah-wajah
Amerika Latin juga cukup banyak terlihat dengan mengenakan kaus peserta Piala Dunia.
Toko-toko tak ada yang benar-benar lengang. Selalu tampak pembeli di dalamnya, terutama yang menjual barang yang berkaitan dengan Piala Dunia. Di pelataran di depan patung raksasa Mandela, peminat harus antre untuk mendapatkan tempat dan pelayanan di restoran dan kafe-kafe. Counter khusus pertunjukan 3D milik Sony di tempat itu bahkan sangat panjang antrean peminat.
Suara vuvuzela bersahutan. Sekelompok suporter Argentina bahkan dengan semangat menyanyikan lagu dukungan untuk timnya saat kamera TV ESPN--yang memiliki stasiun di tempat itu--menyorot mereka.
"Ini luar biasa. Belum pernah saya merasakan suasana seperti ini," kata Prihardjono, warga Indonesia yang sudah tinggal enam bulan di Johannesburg. Biasanya, lewat pukul 19.00 hanya counter makanan yang buka. "Bagus sekali bila hal seperti ini bertahan hingga setelah Piala Dunia."
Sayang, harapan pelatih silat itu tampaknya tak akan kesampaian. Di dinding mal sudah terpampang pengumuman bahwa pengunduran waktu tutup hingga pukul 21.00 itu hanya berlaku pada 1 Juni hingga 15 Juli. Kemeriahan itu hanya akan berlangsung selama Piala Dunia.