TEMPO Interaktif, Alissa Qatrunnada Wahid emoh menonton dan membicarakan Piala Dunia. Lho, bukankah belasan tahun lalu putri KH Abdurrahman Wahid (almarhum) itu amat gandrung akan sepak bola? "Itu dulu," kata Alissa.
Alissa bukan tanpa alasan "membunuh" sepak bola. Hal itu bermula dari tragedi yang menimpa ayahnya: mengalami kebutaan sejak 1994. "Saya 'il-feel' dengan bola setelah Bapak tidak bisa melihat, rasanya merantas (menyayat)," ujarnya.
Alhasil, ketika dicecar pertanyaan seputar sepak bola, tak ada nama tim maupun pemain beken di mata dan hati Alissa dalam Piala Dunia tahun ini. Alissa bolak-balik menggelengkan kepala. Dia hanya mengenang masa-masa indah bersama Gus Dur saat gandrung akan sepak bola 16 tahun lalu.
"Saya paling nyambung dengan Bapak soal bola," kata Alissa. Setiap Piala Dunia digelar, keduanya asik nonton bareng hingga dinihari. Ketika itu, jika membicarakan sepak bola, mereka bisa lupa waktu, meski beda kesukaan.
Kalau Alissa fanatik atas satu tim dan pemain tertentu, Gus Dur malah sebaliknya. "Bapak selalu menganalisis permainan tim mana saja, jadi bukan fanatik pada tim atau pemain tertentu," kata mantan penyuka tim Inggris ini.
Tetap tidak akan menonton sepak bola selamanya? "Ini kisah sedih, saya selalu 'il-feel' nonton bola karena ingat Bapak," ujarnya. | BERNADA RURIT