Ronaldo, yang sedang pacaran dengan model pakaian dalam asal Rusia Irina Shayk, akhirnya gagal memberikan performa terbaiknya di Piala Dunia Afrika Selatan.
Ditilik dari statistik penampilannya di Afsel jauh dari membanggakan. Ia 'cuma' bisa mengemas satu gol ketika Portugal menghancurkan tim kemarin sore Korea Utara, beberapa tendangan bebas cantik, dan berbalik arah sambil menembakkan bola namun hanya menemui ruang kosong ketika menemani timnya tampil pada laga perdana Grup G melawan Pantai Gading.
Namun, penampilannya selama lebih dari enam jam di Afrika Selatan gagal membuat orang menyunggingkan senyuman, seperti biasa ketika dengan 'gaya magisnya' mencetak sebuah gol.
Itu terlihat ketika pemain yang performanya diklaim melampaui duo legenda Setan Merah George Best dan Dennis Law ketika melawan Spanyol. Ketika bola datang ke arahnya pada menit ke-5, Ronaldo gagal mengantisipasinya. Permainan apiknya hanya terlihat ketika melancarkan umpan silang sempurna ke pertahanan Spanyol, serta menembakkan tendangan bebas yang mematikan pada menit ke-28. Namun setelah itu performanya meredup di mana rekan setimnya justru memerlukan kotribusi cantiknya untuk memenangkan pertandingan.
Tak perduli dengan hal itu, pelatih Portugal Carlos Queiroz membela habis-habisan kaptennya. “Ronaldo adalah pemimpin kami, kapten Portugal. Keputusan untuk menunjuknya sebagai kapten sepenuhnya ditentukan federasi dan pelatih nasional. Karena kami telah menunjuknya, Anda harus mempercayai apa yang kami lakukan bahwa itu adalah sebuah keputusan yang tepat,” tegas Queiroz.
Queiroz tak berbicara panjang lebar. Usai pertandingan Ronaldo hanya bisa menyusuri rumput Stadion Green Point meninggalkan lapangan tanpa berbicara sepatah kata pun dengan para reporter.
Ronaldo sukses menjaringkan 26 gol dari 29 pertandingan buat Los Blancos pada musim pertamanya. Prestasi itulah yang membawanya bersama bintang Inggris Wayne Rooney serta ujung tombak Argentina Lionel Messi digadang-gadang akan menjadi figur penting di Afrika Selatan. Namun hanya Messi yang menghidupkan permainannya.
Ronaldo memang selalu diapit dua atau tiga pemain belakang, untuk mematikan serangannya. Namun bahkan ketika dijaga oleh seorang bek penampilannya tidak begitu membanggakan. Ini diakui pelatih Spanyol Vicente del Bosque.
“Ini sangat sulit hanya fokus kepada Cristiano Ronaldo dan berusaha menetralkan permainan. Kami hanya berusaha menjaganya ketika ia memasuki daerah pertahanan kami dan sukses menggagalkan upayanya dalam mencetak gol,” aku Del Bosque.
Del Bosque memang menyiapkan bek-bek liat seperti Gerrard Pique dan Carles Puyol yang disiapkan khusus untuk menjaga Ronaldo. Puyol sukses membuktikannya ketika menemani Barcelona ketika menghancurkan peluang Real Madrid meraih gelar juara Liga Spanyol musim lalu.
Para fans akhirnya gagal melihat bintangnya tampil menawan di Afrika Selatan. Sama seperti ketika tampil di Piala Eropa dua tahun lalu, pemain asal Madeira itu gagal mengangkat penampilannya di ajang akbar sepak bola dunia dan dipaksa mengepak kopernya bersama Portugal.
AP | BAGUS WIJANARKO