TEMPO Interaktif, Cape Town - Baru dua hari berlalu sejak banyak pihak menggadang-gadang sepak terjang empat wakil Amerika Selatan di babak perempat final Piala Eropa 2010. Namun dalam tempo kurang dari 48 jam, satu per satu jagoan sepak bola indah itu berguguran. Pertama Brasil yang disisihkan Belanda, menyusul Argentina oleh Jerman, dan terakhir Paraguay di tangan Spanyol.
Tinggal Uruguay yang tersisa, terjepit di ketiak tiga raksasa Eropa: Belanda, Jerman, dan Spanyol. Ketimbang pesaingnya, Uruguay bisa dikata paling lemah. Mereka cuma menduduki peringkat 16 FIFA, sementara tiga lainnya berada di enam besar.
La Celeste juga dinilai hanya bisa lolos ke semifinal dengan bantuan "dewi keberuntungan". Tembakan penalti penyerang Ghana Asamoah Gyan di perempat final membentur tiang dan Uruguay menang lewat tos-tosan. "Kami beruntung, tapi keberuntungan itu memang penting," ujar pelatih Oscar Tabarez.
Mereka juga tidak bermain meyakinkan saat menyingkirkan Korea Selatan dengan skor tipi 2-1 di babak 16 besar. "Kami berhasil menang, walaupun tidak bermain sesuai harapan," kata Suarez.
Pertandingan semifinal melawan Belanda di Stadion Green Point Cape Town, 6 Juli mendatang jadi ujian terberat mereka. Belanda,baru saja mempertahankan rekor 24 pertandingan tak terkalahkan dengan mengandaskan tim terkuat di dunia, Brasil, di babak perempat final. Oranye, tim peringkat empat dunia, merupakan lawan dengan peringkat tertinggi yang dihadapi Uruguay di Afrika Selatan.
Perjuangan Celeste bakal semakin sulit karena mereka harus kehilangan dua pilar: bek sekaligus kapten Diego Lugano karena cedera engkel, dan penyerang sekaligus top skorer Luis Juarez karena kartu merah. Memasuki semi final pertama setelah 40 tahun dengan kekuatan timpang, anak-anak asuh Tabarez membutuhkan keberuntungan lebih besar dari sebelumnya.
TELEGRAPH | REZA M