Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

When Nothing Became Something  

image-gnews
TEMPO/Nurdiansah
TEMPO/Nurdiansah
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta - Bicara Piala Dunia, ujung-ujungnya bicara mimpi sepak bola Indonesia. Ketika masih membawa nama Hindia Belanda, Indonesia menjadi tim Asia pertama yang tampil pada Piala Dunia 1938. Kini? Alih-alih masuk Piala Dunia, tim Indonesia digasak Laos 0-2 di SEA Games 2009.

Kata-kata Om Waluyo pun terngiang di benak saya. Om Wal bukanlah seorang pemain sepak bola. Tidak pula menyukai bola.Tapi doktor ahli genetika yang sempat sekolah di Korea Utara pada masa kejayaan komunis itu adalah saksi mata kekalahan Indonesia oleh negeri itu pada sekitar 1960-an.

Ia bercerita, suatu kali tim nasional Indonesia diundang merumput ke Pyongyang.Tatkala tim Korea Utara giat berlatih, tim Indonesia justru asyik bercanda.“Orang Indonesia suka cengengesan,” kata Om Wal menggambarkan pemain Indonesia yang tidak serius.

Benar saja, ketika pertandingan dimulai, belum apa-apa gawang Indonesia sudah jebol. Terus berlanjut hingga 7-0. Itu pun, seingat Om Wal, karena seorang pejabat di sana meminta agar pemain-pemain Korea Utara berhenti melesakkan bola ke gawang Indonesia.

“Demi persahabatan dan menghormati Indonesia,” kata dia. Setelah pertandingan, kata si om, seperti yang sudah-sudah, satu sama lain saling menyalahkan. Si A beginilah, si B begitulah.

Lumrah bila Korea Utara berlatih keras. Sebab, di mata tim Korea Utara, Indonesia adalah kesebelasan yang tangguh. Korea Utara juga bukan tim yang remeh-temeh: tampil di Piala Dunia 1966 hingga ke babak perempat final setelah mendepak Italia 1-0.

Saat itu Indonesia sukses menembus semifinal Asian Games Manila 1954, lalu menahan imbang Uni Soviet pada Olimpiade Melbourne 1956 di perempat final--meski akhirnya takluk 0-4 pada partai ulangan hari berikutnya.

Indonesia juga berhasil menduduki posisi elite sepak bola Asia bersama Israel, Burma, dan Iran. Kesebelasan Jepang dan Korea Selatan pernah dicukur rata-rata 4-0. Taiwan malah pernah digilas dengan skor 11-1 di Merdeka Games 1969. Thailand, Malaysia, dan Singapura? Enggak level. Malah ketika itu negeri jazirah Arab belum bisa bermain sepak bola.

Tapi, ya itu tadi, orang-orang Korea Utara, kata Om Wal, serius dan punya tekad baja. Bahkan mereka berkoar-koar tentang mimpinya bahwa kelak saudara mereka di selatan akan menumpang hidup di utara. Mereka ingin mewujudkan sesuatu yang nothing menjadi something. Tak mengherankan bila 44 tahun kemudian tim nasional mereka masuk lagi ke Piala Dunia 2010.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ironisnya, Korea Utara masuk justru tatkala kondisi negerinya sedang dalam keterpurukan ekonomi yang luar biasa. Kemiskinan dan kelaparan. Itu sebabnya, barangkali, Korea Utara bangga meskipun masuk ke grup panas bersama Brasil dan Portugal.

Kisah tim dengan pemain yang minim pengalaman internasional namun tak kenal menyerah, seperti yang ditunjukkan skuad Korea Utara, juga terjadi pada Selandia Baru. Sepak bola sama sekali bukan olahraga favorit di negeri mungil yang terletak di ujung belahan selatan dunia itu. Rugbi jauh lebih populer. Tim rugbi Selandia Baru, All Blacks—karena pakaiannya serba hitam—lebih terkenal ketimbang All Whites, tim sepak bola nasionalnya.

Debut Selandia Baru di Piala Dunia 1982 pupus setelah gagal meraih poin di babak grup. Selandia Baru kalah oleh Skotlandia, Uni Soviet, dan Brasil.

Cuma setelah itu tim Kiwi bangkit.

“Orang-orang Kiwi saling mendukung satu sama lain,” ujar Rudy, seorang kawan saya, warga Indonesia, yang kini menetap dan bekerja di sana.

Don, kawan saya yang warga Selandia Baru, berkisah bahwa letak negerinya yang berada di ujung tepi peta dunia itu membuat orang-orang Selandia Baru bertekad bisa tampil mengukir sejarah di pentas dunia. “From nothing came something,”ujarnya.

Lihatlah negeri dengan jumlah domba lebih banyak daripada manusia itu mampu berprestasi lebih baik ketimbang Italia di Piala Dunia 2010. Jadi, negeri boleh kecil tapi tekad tak boleh kerdil. Seperti bola, hidup berputar: dari nothing bisa menjadi something dan sebaliknya, dari something menjadi nothing. ●


ANDREE PRIYANTO (WARTAWAN TEMPO)

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mantan Gelandang Jerman Mesut Ozil Umumkan Pensiun dari Sepak Bola

22 Maret 2023

Mesut Ozil. REUTERS/Kenan Asyali
Mantan Gelandang Jerman Mesut Ozil Umumkan Pensiun dari Sepak Bola

Mesut Ozil pensiun dari timnas Jerman pada 2018 di tengah debat politik tentang imigran.


Mantan Gelandang Real Madrid dan Juventus Sami Khedira Pensiun

20 Mei 2021

Juventus mendapatkan Sami Khedira secara gratis setelah kontraknya tidak diperpanjang oleh Real Madrid pada 2015. Hingga saat ini Khedira tetap jadi andalan di lini tengah Juventus. Instagram/@sami_khedira6
Mantan Gelandang Real Madrid dan Juventus Sami Khedira Pensiun

Sami Khedira mengundurkan diri sebagai pesepakbola profesional. Cedera membuat dia harus menyerah di usia 34 tahun.


Piala Dunia 2022 Digelar di Qatar: 6 Hal yang Penting Diketahui

17 Juli 2018

Kiper sekaligus kapten Prancis, Hugo Lloris, memegang trofi Piala Dunia saat pesta penyambutan di Istana Presiden Elysee, Paris, 16 Juli 2018. (Ludovic Marin/Pool Photo via AP)
Piala Dunia 2022 Digelar di Qatar: 6 Hal yang Penting Diketahui

Piala Dunia 2018 sudah berakhir dan yang selanjutnya akan digelar di Qatar pada 2022.


Laporan Tempo dari Rusia: Angkutan Kota Andalan Meliput

7 Juli 2018

Laporan Tempo dari Rusia.
Laporan Tempo dari Rusia: Angkutan Kota Andalan Meliput

Selama meliput perhelatan Piala Dunia 2018, angkutan publik bisa jadi andalan.


Piala Dunia 2018: Denmark Kalahkan Peru, Kasper Schmeichel Dipuji

17 Juni 2018

Ekspresi kiper Leicester, Kasper Schmeichel, dalam pertandingan Liga Inggris melawan Aston Villa di Stadion Villa Park, 16 Januari 2016. Reuters / Darren Staples
Piala Dunia 2018: Denmark Kalahkan Peru, Kasper Schmeichel Dipuji

Kasper Schmeichel mendapat pujian dari Denmark mengalahkan Peru dalam Piala Dunia 2018.


3 Negara Ini Ajukan Jadi Tuan Rumah Bersama Piala Dunia 2026

11 April 2017

Ilustrasi sepak bola. Benevolat.org
3 Negara Ini Ajukan Jadi Tuan Rumah Bersama Piala Dunia 2026

Amerika Serikat, Meksiko, dan Kanada mengajukan penawaran bersama untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2026.


Real Madrid Melaju ke Final Piala Dunia Antar Klub

15 Desember 2016

Striker klub Real Madrid, Cristiano Ronaldo membawa bola saat ikuti sesi latihan bersama rekan setimnya di Yokohama, Jepang, 14 Desember 2016. REUTERS
Real Madrid Melaju ke Final Piala Dunia Antar Klub

Real Madrid berhasil menundukan Club America pada semifinal Piala Dunia Antar Klub dengan skor 2-0. Karim Benzema dan Cristiano Ronaldo jadi pahlawan.


River Plate Melaju ke Final Piala Dunia Antar Klub

16 Desember 2015

FIFA (Federation Internationale de Football Association). (logos.wikia.com)
River Plate Melaju ke Final Piala Dunia Antar Klub

River Plate akan menantang pemenang laga antara Barcelona vs Guangzhou Evergrande di babak final. Laga itu akan berlangsung besok.


Kolombia: Tanpa Suarez, Uruguay Tetap Berbahaya

14 Oktober 2015

Reaksi pemain Uruguay, Luis Suarez, setelah gagal mencetak gol  dalam pertandingan persahabatan melawan Kosta Rika di Montevideo, Uruguay, 13 November 2014. Uruguay kalah lewat adu penalti 6-7. AP/Matilde Campodonico
Kolombia: Tanpa Suarez, Uruguay Tetap Berbahaya

Penyerang andalan Uruguay Luis Suarez masih menjalani larangan
pertandingan karena menggigit Giorgia Chiellini pada Piala
Dunia 2014.


Messi Pinjamkan Nomor Punggungnya untuk Aguero

8 Oktober 2015

Lionel Messi (kiri) dan Sergio Aguero melakukan peregangan jelang pertandingan melawan Belanda pada semifinal piala dunia di Brazil, 8 Juli 2014. REUTERS/Dylan Martinez
Messi Pinjamkan Nomor Punggungnya untuk Aguero

Aguero senang dengan tawaran Messi agar ia mengenakan kaus dengan nomor 10.