TEMPO.CO, Rio - Sebuah ruas Pantai Copacabana, Jumat siang—atau Sabtu dinihari—praktis menjadi milik pendukung tim Meksiko. Setelah pada layar lebar terlihat wasit meniupkan peluit panjang, seketika mereka melepaskan kegembiraannya. Peluit itu meresmikan kemenangan Meksiko atas Kamerun. Meksiko menang tipis 1-0.
Sambil berjalan dengan menggenggam botol bir, seorang pria Meksiko yang habis buang air kecil di toilet membagi senyum kepada siapa saja yang berada di dekatnya. Saat berpapasan dengan pria lain yang sama-sama berbaju tim nasional ala Chicharito, pemain Meksiko, mereka pun berpelukan. “Meksikoooo!” teriak mereka bersamaan.
Di beberapa sudut ada keriangan serupa. Sementara sebelumnya hanya melompat-lompat, mereka pun ganti bernyanyi dan membuat atraksi seperti permainan ular naga. Berfoto bersama sudah pasti. Saat itulah mereka kedatangan tamu. Seorang perempuan cantik—seksi lagi—yang berkaus tim Brasil tiba-tiba menyelinap ikut berfoto. “Saya ikut berfoto,” dia merajuk. Mereka pun dengan senang hati merangkul si cantik.
Di tempat yang bernama FIFA Fan Fest, semua orang memang harus bergembira. Tak peduli asal dan negara mana yang mereka dukung. Seperti namanya, di sini memang bukan hanya ajang nonton bareng dengan layar yang superbesar, yakni 150 meter persegi, tapi juga tempat bagi siapa saja untuk tumpah ruah.
Mereka yang kalah tak boleh bersedih. Seorang pria asal Kroasia, Ivan Lucic, yang pada hari pembukaan langsung berduka karena timnya digasak 1-3 oleh tuan rumah, tak gundah. “Orang-orang di sini memang menyenangkan,” katanya, seperti yang ditulis media lokal. Dia pun kemudian berfoto-foto.
Tak punya tim yang bertanding pada Piala Dunia seperti Indonesia? Juga boleh datang dan bergembira di sini. Syarat pertama, lolos dari pemeriksaan keamanan. Setelah itu datang dengan kostum pesta pantai. Tempo, yang datang dengan celana panjang dan bersepatu, tak hanya terlihat aneh, tapi juga sulit berjalan di atas hamparan pasir yang halus itu. Datang ke sini lebih baik bercelana pendek dan tanpa alas kaki. Masuk ke tempat ini pun gratis.
Arena di Copacabana hanya satu dari 12 tempat serupa yang dibuat FIFA selama penyelenggaraan Piala Dunia di Brasil ini. Seperti biasanya, tempat ini selalu penuh. Apalagi kalau tim tuan rumah yang bertanding. Dipastikan puluhan orang akan tumpah ruah di sana. “Menonton di stadion tidak pernah memiliki suasana yang berbeda seperti ini. Atmosfernya benar-benar berbeda,” kata seorang pengunjung yang datang.
Area yang mulai dibangun pada Piala Dunia 2006 di Jerman ini memang bukan sekadar untuk menonton pertandingan sepak bola. Di dalam kompleks ini terdapat banyak tempat yang menarik bagi para pengunjung. Di luar ajang nonton bareng, banyak hiburan lainnya.
Di antaranya, toko yang menjual merchandise resmi Piala Dunia dari FIFA, bar untuk minum, dan berbagai macam permainan. Salah satunya permainan flying fox.
Di panggung utama, persis di bawah layar raksasa itu, pemain band siap menggoyang para penonton yang datang. Biasanya, menjelang pertandingan, mereka membawakan lagu-lagu yang populer dari dua tim yang akan bertanding.
Giliran pertandingan usai, negeri yang menang paling duluan mereka hibur. Saat itu band yang lengkap—bahkan ada seksi alat tiup—mendendangkan lagu asal Meksiko. Setelah itu barulah lagu-lagu lainnya mereka mainkan. Jadi bukan hanya para pendukung Chicharito yang pergi ke bulan, tapi keriangan itu menjadi milik bersama.