TEMPO.CO, Abuja - Lolosnya Nigeria ke babak 16 besar Piala Dunia seharusnya dirayakan dengan penuh sukacita. Ini pertama kalinya tim Afrika itu lolos dari babak grup sejak 1998. Namun negara di daerah barat Benua Afrika itu berduka akibat ledakan di ibu kota Nigeria, Abuja, pada Rabu, 25 Juni 2014. Ledakan terjadi satu jam sebelum laga Nigeria melawan Argentina dimulai.
Ledakan itu terjadi di salah satu mal di Distrik Wuse, Nigeria. BBC melaporkan setidaknya 21 orang dinyatakan tewas, sementara lebih dari 50 orang lain luka-luka. Juru bicara pemerintah Nigeria, Mike Omeri, menyatakan ledakan itu disebabkan oleh bom.
Pelatih tim nasional Nigeria, Stephen Keshi, pun menyampaikan kesedihannya. "Ledakan terjadi saat pertandingan pertama, kenapa ini harus terulang lagi? Apa artinya kemenangan tim kami dibandingkan dengan nyawa yang melayang?" ujar Keshi seperti dikutip situs Daily Mail. (Baca: Argentina vs Nigeria Ditutup 3-2)
Sepekan sebelumnya, teror bom bunuh diri juga terjadi di Damaturu, Nigeria. Ledakan itu menewaskan 14 orang di area nonton bareng pertandingan Brasil versus Meksiko. Belum ada pihak yang menyatakan diri bertanggung jawab atas serangan teror yang terjadi di kawasan sibuk Nigeria itu. Namun serangan ini mirip dengan teror yang dilakukan kelompok Boko Haram. (Baca: Boko Haram Dicurigai di Balik Bom di Area Nobar)
Ledakan itu membuat kaca-kaca di pusat perbelanjaan itu pecah dan membakar mobil yang sedang terparkir. "Terdengar suara ledakan yang keras dan gedung kami bergetar. Setelah itu orang-orang berteriak panik dan berlarian," ujar seorang saksi mata, Chiamaka Oham, kepada BBC. "Keadaannya sangat kacau, asap sangat tebal dan banyak orang terluka," katanya.
Korban selamat lain, Shuaibu Baba, mengatakan dia selamat karena sedang masuk ke dalam salah satu toko. Tapi sopir taksi yang mengantarnya tewas akibat ledakan itu. "Saya meminta dia mengantar saya ke sini dan sekarang dia tewas."
DAILY MAIL | BBC | ANGGRITA DESYANI